SMP Muhammadiyah Segeran Gandeng UGM, Wujudkan Ekonomi dan Sekolah Sirkular

SMP Muhammadiyah Segeran Gandeng UGM, Wujudkan Ekonomi dan Sekolah Sirkular

SEKOLAH SIRKULAR: Kepala SMP Muhammadiyah Segeran Muhammad Taufiq SAg memberikan reward kepada peserta didik beprestasi saat kegiatan MPLS tahun 2022, kemarin.--

Radarindramayu.id, JUNTINYUAT - SMP Muhammadiyah Segeran Juntinyuat meraih penghargaan Outstanding Dedicated Principal on Circural School Initiatives. Penghargaan diterima saat diundang pada ajang Indonesia Green Principal Award (IGPA) 2022 Batch 2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Sekolah ini menjadi satu-satunya wakil dari Kabupaten Indramayu yang mendapatkan kepercayaan dari Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM untuk mewujudkan ekonomi sirkular dan sekolah sirkular.

“Dengan program ini SMP Muhammadiyah Segeran akan mendapatkan pendampingan langsung dari PSPD UGM Yogyakarta untuk menjadi agen perubahan dunia yang lebih baik, go green school. Agar lingkungan sekolah menjadi lebih asri, bersih dan nyaman untuk para peserta didik,” terang Kepala SMP Muhammadiyah Segeran, Muhammad Taufiq SAg, Rabu (27/7).

Lalu apa itu ekonomi sirkular? Muhammad Taufiq menjelaskan, ekonomi sirkular merupakan paradigma atau cara pandang dalam pembangunan berkelanjutan yang relatif baru. Cara pandang ini, menekankan adanya keterkaitan yang terus menerus antara proses produksi, konsumsi, pasar dan pengadaaan sumber daya. Baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

BACA JUGA:Kukuhkan Bunda PAUD Kecamatan dan Desa, Bupati Nina Minta PAUD Miliki Program Jelas untuk Generasi Emas

Setiap unit barang yang dihasilkan dimasing-masing proses  tersebut dianggap bernilai dan memiliki manfaat. Dalam ekonomi sirkular, nilai sebuah barang tidak akan pernah terbuang percuma dengan adanya proses pemanfaatan lain. Masa penggunaan barang diupayakan selama mungkin dengan proses menggunakan kembali atau memperbaiki.

Sedangkan upaya mempertahankan nilai barang dapat dilakukan dengan mengubah menjadi bentuk baru melalui proses recycle maupun recovery. Dengan cara demikian eksploitasi sumberdaya dapat diminimalisir atau reduce.

“Di lingkungan sekolah, barang dan peralatan yang telah dipakai akan menghasilkan sisa berupa sampah yang memerlukan tempat dalam penyimpanan dan pengolahannya. Disinilah konsep 3R yaitu Reduce, ReUse dan Recycle dikembangkan untuk mengelola hal tersebut,” jelasnya.

Taufiq melanjutkan, desain sekolah dengan sistem sirkular penting dilakukan dengan merancang suatu sistem yang integratif yang memperhatikan daur hidup barang mulai dari pemilihanbarangyangakan dipergunakan, cara pemeliharaan, hingga mekanisme pengelolaan barang jika barang rusak maupun habis masa pakai.

BACA JUGA:Waduh, Dua Pemain Timnas Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri Kini Tak Punya Klub

Oleh karena itu, rancangan untuk mengantisipasi dan mengatasi persoalan tersebut perlu disusun secara sistematis. Mulai dari memilih, memelihara atau merawat, sampai pengelolaan barang.

“Berbagai kegiatan yang akan kami lakukan melalui program ini. Salah satunya pengelolaan limbah menjadi produk layak pakai. Diantaranya, pemanfaatan minyak jelantah untuk bahan baku sabun mandi, pembuatan bio pori untuk resapan air dan pupuk organik, pengolahan sampah serta pengolahan air hujan untuk konsumsi,” paparnya.

BACA JUGA:Tiduri Gadis dan Janji Akan Dinikahi, Malah Kabur di Hari Pernikahan. Akhirnya Berurusan dengan Polisi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: