Akibat Perang Ukraina, Krisis Pangan Bisa Berlangsung hingga 2 Tahun
Radarindramayu.id, JAKARTA - Prediksi sejumlah pejabat Barat memperkirakan tingginya harga pangan yang disebabkan oleh perang di Ukraina akan berlangsung setidaknya selama dua tahun, bahkan jika krisis diselesaikan pada konferensi pangan Berlin yang akan berlangsung Jumat (24/6) waktu setempat.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan politisi senior akan tiba di ibu kota Jerman dalam upaya untuk menghindari kekurangan pangan internasional yang disebabkan oleh blokade Rusia terhadap gandum Ukraina.
Seperti dikutip dari AP, “Jika besok perang berakhir, kita masih melihat harga tertinggi dalam dua tahun secara global,” kata seorang pejabat barat yabg tidak disebutkan namanya.
Menurut Pejabat itu juga mengatakan bahwa saat ini Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedang melakukan pembicaraan untuk membujuk Rusia agar mengizinkan jalur kargo yang aman dari pelabuhan Laut Hitam, di mana 25 juta ton pasokan saat ini tertahan.
BACA JUGA:Pelaku Pembegalan Kepala Sekolah Ternyata
“Diskusi sedang dilakukan di semua badan PBB yang relevan dan dengan makanan menjadi senjata perang, organisasi pertanian PBB adalah salah satu forum utama di mana ini terjadi. Ini adalah perang geopolitik yang terjadi di seluruh anggota PBB," katanya.
Konferensi pangan hari Jumat di Berlin akan mempertemukan PBB, G7 dan negara-negara mitra, donor filantropi dan beberapa negara yang paling terkena dampak krisis kelaparan.
"Pembicaraan itu dimaksudkan untuk menyatukan upaya global, dimasukkan ke dalam KTT G7 akhir pekan ini dan menginspirasi badan pembuat keputusan lainnya seperti Uni Eropa dan G20," kata pemerintah Jerman.
BACA JUGA:Mantap, Jambret di Plumbun Cirebon Takluk Ditangan Siswi SMP Hingga Tersungkur
AS mengatakan akan menggunakan pembicaraan tersebut untuk memobilisasi sumbangan dan mencari solusi untuk krisis pangan yang timbul dari perang antara dua produsen pertanian utama dunia, Rusia dan Ukraina.
Dikatakannya, masalah perubahan iklim dan rantai pasokan yang telah menghambat ekonomi dunia sejak mulai muncul dari pandemi memperburuk masalah pangan global.(len/rmol)
BACA JUGA:Cetak Kader Nahdlatul Ulama Sejak Dini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: