Pascapandemi, Nadiem Dorong Pemulihan Pendidikan di Asia Pasifik

Pascapandemi, Nadiem Dorong Pemulihan Pendidikan di Asia Pasifik

Mendikbudristek Nadiem A Makarim (Istimewa)--

Radarindramayu, JAKARTA - Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek ikut hadir dan berperan aktif bersama 20 anggota ekonomi APEC dalam forum kerjasama Asia Pacific for Economic Cooperation dorong pemulihan pendidikan di Asia Pasific.

Kelompok kerja pengembangan sumber daya manusia atau Human Resoures Development Working Group (HRDWG) berkomitmen dalam forum APEC yakni memulihkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Kawasan Asia Pasifik.

Dalam bidang pendidikan, Thailand mengambil tema Shaping Smart Citizens with Digitalization and Eco-Friendly Awareness. Tema tersebut sejalan dengan amanat dari para pemimpin APEC melalui APEC Bogor Goals, APEC Putrajaya Vision 2040, dan Aotearoa Plan of Action. Selain itu, tema ini diusung untuk mendukung tema besar APEC 2022, yakni Open, Connect, Balance.

Dengan tema tersebut para anggota ekonomi didorong untuk memetakan potensi masa depan pascacovid-19. Saat ini APEC sedang terus bergerak untuk bangkit dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi.

BACA JUGA:Warga Keluhkan Pelayanan Air Bersih PDAM

BACA JUGA:HUT ke-76 Kodam III/Siliwangi Gelar Kerja Bakti di TMP Kesenden

“Pertemuan kali ini sangat berperan penting untuk mendukung upaya kita bersama dalam memulihkan pembelajaran dan reimagine masa depan kita pasca Covid-19,” ujar Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim kepada wartawan, Selasa (17/5).

Nadiem menyampaikan, bulan Mei ini merupakan waktu yang istimewa untuk Indonesia. Sebab bertepatan dengan perayaan hari pendidikan nasional. “Tahun ini juga menjadi tahun ketiga Indonesia mengimplementasikan Merdeka Belajar, inisiatif yang mendorong reformasi kebijakan pendidikan bagi berbagai pemangku kepentingan utama pendidikan: guru dan murid,” jelasnya.

Nadiem menuturkan, Merdeka Belajar bertujuan untuk memerdekakan pembelajaran anak-anak Indonesia. Selama ini pembelajaran terlalu berorientasi pada hafalan dan kurikulum mulai tertinggal dari kemajuan abad 21.

BACA JUGA:Prajurit TNI di Bandar Lampung Tewas, Ditemukan Luka Tusuk di Organ Vital

BACA JUGA:Korsleting Listrik, Rumah Warga Terbakar

“Kita juga memerdekakan guru-guru dari beban administratif yang berlebihan, terbatasnya kesempatan pengembangan diri, dan dari kurikulum yang terlalu rinci, yang menghalangi kreatifitas dan talenta guru,” jelas Nadiem.

Salah satu inisiatif kebijakan Merdeka Belajar adalah Kurikulum Merdeka. Implementasi Kurikulum Merdeka juga didukung dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar yang dapat membantu guru memahami, mengembangkan diri, dan berbagi pengalaman Kurikulum Merdeka.

“Guru-guru kami sekarang memiliki otonomi lebih dalam mengatur pembelajaran di ruang kelas dalam mendukung capaian pembelajaran muridnya masing-masing. Gurulah yang paling memahami bagaimana murid-murid mereka,” ucap Nadiem.

“Selain itu, murid diberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berfokus pada kemampuan esensial untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila dan sukses menjalani kehidupan di abad 21 ini,” pungkasnya.(jp)

BACA JUGA:Ikan Patin Seukuran Kambing Kena Jerat di Danau Lido Bogor

BACA JUGA:Akhir Long Weekend, Kendaraan Berat Sesaki Jalan Pantura

Sumber : Jawapos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jawapos.com