Salah Metode Penambangan di Gunung Kuda Cirebon
Metode penambangan di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon diduga salah dan tidak sesuai dengan jenis batuan.-Foto: Khoirul Anwarudin-radarindramayu.id
Mengenai salah metode dalam penambangan di Gunung Kuda, Bambang menyebut, cara yang dilakukan tidak sesuai dengan karakteristik batuan.
"Batuan seperti ini, harusnya ditambang dari atas dengan sitem terasering, bukan dari bawah," katanya.
Sementara dari yang biasa dilakukan selama ini, penambangan justru dilakukan dari bagian bawah.
Hal ini mengakibatkan tebing Gunung Kuda menjadi lebih rentan. Akibatnya longsor terus menerus terjadi.
BACA JUGA:Pemkab Indramayu Genjot Realisasi Tol Kertajati Indramayu untuk Dukung Kawasan Rebana
Berdasarkan keterangan Kepala Polresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, sejauh ini sudah terdapat 8 orang meninggal dunia dan berhasil dievakuasi dari lokasi longsor.
Selain itu, ada 9 korban lainnya yang mengalami luka-luka dan tersebar di beberapa rumah sakit.
Sedangkan korban yang diduga tertimbun longsor diperkirakan masih terdapat sekitar 8 orang.
Siswandi, Prof Ir Sukandarrumidi MSc PhD pada tesis Universitas Gadjah Mada (UGM) berjudul Studi kasus batuan di Gunung Kuda Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon Jawa Barat menyatakan bahwa jenis batuan pada area tersebut adalah batuan teralterasi.
Jenis batuan teralterasi ini, biasanya menjadi bahan baku bangunan. Termasuk material tambahan untuk keramik.
Gunung Kuda merupakan bagian dari Perbukitan Kromong yang berada di sisi selatan.
Masyarakat lokal juga menyebut jenis batuan tersebut dengan nama Batu Palimanan.
Dari penelitian yang telah dilakukan dengan data lapangan, petrografi, kimia, x-ray difraction, disimpulkan ada batuan yang telah mengalami alterasi yakni dasit.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

