Pindang Gombyang Manyung Indramayu Kuliner Tradisional dengan Kuah Melimpah yang Bikin Ketagihan

BACA JUGA:UMKM Harus Cek Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman Rp1 Juta - Rp100 Juta Tanpa Jaminan, Berikut Cicilannya

Dari situlah Pindang Gombyang Manyung menjadi simbol ketangguhan hidup masyarakat pesisir Indramayu.

Proses memasak Pindang Gombyang Manyung harus dilakukan teliti supaya hasilnya benar-benar maksimal.

Lendir pada bagian ingsang harus dibersihkan secara menyeluruh hingga tuntas.

Setelah dibelah menjadi dua bagian, kepala ikan direbus lama, bahkan bisa lebih dari dua jam penuh, dengan air rebusan yang diganti berulang beberapa kali.

BACA JUGA:Persib Diminta Mati-Matian di Asia, Juara Wajib Hukumnya!

Langkah sederhana ini membuat aroma tak sedap hilang sekaligus melembutkan daging ikan hingga mudah terlepas dari tulangnya.

Setelah itu, berbagai rempah segar seperti daun salam, serai, kunyit, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan garam dimasukkan ke panci besar.

Kuahnya melimpah ruah, bahkan hampir tumpah saat disajikan dalam mangkuk besar ukuran jumbo.

Taburan irisan tomat merah dan daun bawang segar membuat tampilannya semakin menggoda, sementara aroma khas rempah bercampur gurih ikan menambah semangat selera.

BACA JUGA:Duel Panas ASEAN! Shayne Pattynama Kunci Mati Arif Aiman di ACL Elite

Rasa Pindang Gombyang Manyung begitu khas, autentik, dan benar-benar memanjakan lidah. Kuahnya gurih alami dengan sentuhan manis alami dari ikan segar dan bumbu pilihan.

Saat menikmatinya, penikmat sering kali harus menyusuri tulang kepala ikan yang penuh kejutan potongan daging tersembunyi.

Ada yang mencungkil dengan garpu kecil, ada pula yang menyedot langsung hingga rasa ikan benar-benar terasa sangat maksimal.

Bagi yang pernah mencicipinya, Pindang Gombyang Manyung bukan hanya sekadar makanan enak. Ia adalah pengalaman rasa sekaligus cerita penuh makna kehidupan pesisir.

Sumber: