Petani Sudah Olah Sawah Tadah Hujan

Kamis 21-11-2019,10:28 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Petani di wilayah Kecamatan Gantar mulai mengolah sawah mereka menyambut musim tanam rendeng. Percepatan olah tanah dilakukan menyusul mulai datangnya musim penghujan. “Ada tiga desa yaitu Sanca, Mekarwaru dan Bantarwaru yang sudah mulai olah tanah,” sebut Kepala UPTD Pertanian Gantar, Hadi Joko Pramono SE kepada Radar Indramayu, Selasa (19/11). Percepatan olah tanah ini, terang dia, seiring guyuran hujan cukup deras dalam beberapa hari terakhir di tiga desa tersebut. Bahkan, setelah melakukan olah tanah, ada sebagian petani sawah tadah hujan di sekitar kawasan Hutan Sanca yang mulai menyemai padi. “Sudah ada yang semai, tapi spekulasi. Kalau hujannya datang rutin, semai hidup. Tapi kalau gak turun-turun hujan ya mati. Petani semai lagi. Sudah biasa begitu,” tuturnya. Diakuinya, petani tadah hujan di wilayah selatan Kecamatan Gantar konsisten dalam melaksanakan percepatan tanam. Mereka betul-betul memanfaatkan curahan hujan untuk mulai mengolah tanah dan tanam padi. “Kalau tanam sekarang diperkirakan musim panen di bulan Februari 2019 nanti,” terangnya. Sebaliknya, kondisi berbeda terjadi di areal persawahan yang berada di Desa Situraja, Haurkolot, Gantar dan Mekarjaya. Ribuan hektare lahan pertanian disana masih dibiarkan menganggur lantaran Waduk Cipancuh masih belum terisi air. Pantauan Radar Indramayu, hanya terlihat rumput liar dan semak belukar di sebagian besar dasar waduk buatan pemerintah Belanda yang memiliki luas sekitar 700 hektare dengan kedalaman 8 meter  yang berlokasi di Desa Situraja itu. Pemandangan ini kontras dengan areal persawahan di sekeliling waduk yang juga terlihat retak-retak. “Sawah belum ada yang digarap, nunggu waduk terisi dulu atau curah hujan tinggi,” ujar Warmin, petani setempat. Diakuinya, hujan memang sudah beberapakali turun, tapi curahnya masih sangat rendah. Sehingga air hujan yang turun langsung masuk kesela-sela tanah. Menurutnya, butuh hujan deras secara terus menerus selama sekitar 10 hari dengan curah sekitar 60-70 mili per detik agar Waduk Cipancuh kembali berisi. Ditambah dengan pasokan air dari 3 sumber air yaitu Kali Cipancuh, Kali Cicisepan dan Kali Cibiuk. Berdasarkan pengalamannya, Waduk Cipancuh bakal terisi air secara normal pada bulan Desember seiring makin tingginya curah hujan serta kiriman air dari luar daerah. Seiring dengan itu, para petanipun bersiap memulai bercocok tanam padi. Diawali dengan pengolahan tanah serta penyemaian bibit padi. Air Waduk Cipancuh memang menjadi solusi bagi para petani yang sawahnya tadah hujan. “Waduk Cipancuh mempunyai manfaat yang cukup besar bagi masyarakat sekitar. Fungsi utama waduk ini adalah untuk menampung air pada musim hujan dan mengalirkannya ke sungai irigasi di sekitarnya,” pungkasnya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait