Warga Desak Normalisasi Sungai Bugel

Senin 13-01-2020,08:46 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Desa Bugel Kecamatan Patrol, menjadi wilayah yang terparah terdampak banjir, Kamis (9/1) lalu. Di dua desa ini, banjir merendam sekitar 500 unit rumah, serta gedung sekolah serta fasilitas umum lainnya. Banjir terjadi akibat Sungai Bugel meluap. Rastilah, warga setempat mengatakan, meluapnya Sungai Bugel, akibat tidak mampu menampung air dari curah hujan yang tinggi. Karena sungai yang berfungsi sebagai saluran induk pembuang itu kondisinya telah mengalami pendangkalan dan penyempitan. “Dari Desa Limpas Patrol, bahkan sebagian wilayah Anjatan, airnya dibuang ke Sungai Bugel ini. Otomatis debit air bertambah tinggi dan sungai ini tidak mampu menampungnya, kemudian meluap dan terjadi banjir,” ujarnya, Minggu (11/1). Taufik, warga lainnya mengatakan, Desa Bugel merupakan langganan banjir setiap tahunnya. Namun, banjir pekan kemarin itu skalanya cukup besar sejak enam tahun terakhir. Banjir besar terjadi, karena Kali Pembuang Sendong, Anjatan tersumbat. Selain itu, Kali Mansetan yang merupakan saluran induk pembuangan yang membelah sejumlah desa di Kecamatan Anjatan dan Sukra juga tidak bisa menampung curah hujan. “Dua kali tersebut meluap dan berdampak banjir di Desa Sumuradem Kecamatan Sukra. Kalau Kali Sendongnya lancar, air dari curah hujan di wilayah Anjatan bagian utara, tidak lari ke Bugel. Ditambah buangan dari Desa Limpas dan Patrol. Selain itu, Sungai Bugel mengalami pendangkalan dan penyempitan,” kata Taufik. Taufik maupun warga lainnya berharap Sungai Bugel dinormalisasi. Jika itu tidak segera dilakukan, dipastikan setiap hujan akan terjadi banjir. “Kalau jembatan Bugel yang di jalur panturanya tidak dilebarkan dipastikan banjirnya lebih besar dan sama dengan kejadian banjir di awal tahun 2014 lalu. Sekarang persoalannya adalah pendangkalan dan penyempitan pada Sungai Bugel,” ujarnya. (kom)

Tags :
Kategori :

Terkait