Sejak awal, ia kerap menekankan pentingnya konsistensi latihan dan pemahaman taktik sebagai bekal menghadapi lawan-lawan kuat di ronde keempat.
Dengan pemain BRI Super League bebas dari kewajiban klub setelah pekan ketujuh, Kluivert bisa melakukan eksperimen strategi lebih matang, seperti memperkuat transisi cepat, menjaga kedisiplinan lini pertahanan, dan mengoptimalkan kreativitas lini tengah.
Ia juga dapat memaksimalkan proses pemulihan fisik pemain yang selama ini dikejar jadwal kompetisi padat.
Bagi para pemain, jeda liga ini bukan hanya waktu istirahat, melainkan kesempatan emas untuk membuktikan kualitas mereka di level internasional.
BACA JUGA:Duel Panas ASEAN! Shayne Pattynama Kunci Mati Arif Aiman di ACL Elite
Mereka memiliki motivasi berlipat karena tahu penampilan di Timnas bisa menjadi batu loncatan karier, baik di dalam negeri maupun untuk peluang bermain di luar negeri.
Para suporter pun menyambut antusias, karena mereka ingin melihat Timnas tampil tanpa alasan kelelahan atau kurang persiapan akibat benturan dengan jadwal liga.
Meski demikian, operator liga tetap memiliki pekerjaan rumah besar, yakni memastikan penundaan ini tidak merusak integritas kompetisi.
Menyusun ulang kalender, memastikan ketersediaan stadion, hingga menjaga kualitas pertandingan setelah jeda panjang bukanlah pekerjaan mudah.
BACA JUGA:Persib Diminta Mati-Matian di Asia, Juara Wajib Hukumnya!
Tetapi jika hasilnya adalah Timnas Indonesia bisa berbicara banyak di kualifikasi Piala Dunia, maka pengorbanan ini dianggap sepadan.
Pada akhirnya, keputusan menunda pekan ke-8 BRI Super League mencerminkan tekad bulat seluruh elemen sepak bola Indonesia untuk mendukung Garuda.
Semua mata kini tertuju pada Patrick Kluivert dan anak asuhnya, apakah mereka mampu memanfaatkan waktu tambahan ini untuk benar-benar menciptakan sejarah baru?
Jawaban dari pertanyaan itu akan segera terlihat di lapangan hijau, ketika Garuda mengibarkan sayapnya melawan lawan-lawan tangguh di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.