Kematian Misterius Warga Desa Sambimaya, Polisi Tidak Menemukan Tanda Kekerasan

Kamis 11-09-2025,20:48 WIB
Reporter : Burhannudin
Editor : Yuda Sanjaya

RADARINDRAMAYU.ID – Seorang pria bernama Mugiono (32), ditemukan meninggal dunia di rumahnya yang terletak di Blok Dingkel RT. 004 RW. 003 Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, pada Kamis, 11 September 2025, sekitar pukul 10.00 WIB. Polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh pria tersebut.

Menurut Kapolsek Juntinyuat, IPTU Trio Tirtana, kejadian tersebut bermula ketika Tarsudi, kakak ipar korban, dihubungi oleh istri korban yang bekerja sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Hongkong. 

Istri korban meminta Tarsudi untuk memeriksa suaminya karena tidak mendapat kabar darinya. 

Tarsudi kemudian mendatangi rumah korban dan menemukan pintu terkunci. 

BACA JUGA:DKI Indramayu: Literasi Harus Menjadi Suara Revolusi!

Setelah beberapa kali mengetuk pintu tanpa jawaban, Tarsudi memutuskan untuk membuka jendela dengan golok dan memasuki rumah. 

Di dalam rumah, Tarsudi menemukan korban sudah meninggal dunia di atas ranjang dalam posisi terlentang.

“Setelah menemukan korban meninggal dunia, Tarsudi segera melaporkan kejadian ini kepada warga dan pihak berwenang. Kami langsung menuju TKP dan melakukan tindakan pertama, yaitu memasang garis polisi dan memanggil tim medis dari Puskesmas Pondoh serta Inafis Polres Indramayu dan Satreskrim Polres Indramayu,” ujar IPTU Trio Tirtana kepada Radar Indramayu, Kamis 11 September 2025. 

BACA JUGA:Pilkades Serentak Indramayu Diusahakan Terlaksana di 2025, Pemkab Tunggu Kepastian Regulasi Pusat

Menurut Trio, Kondisi rumah korban tampak rapi, dan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. 

Pemeriksaan awal oleh tim medis Puskesmas Pondoh serta RSUD Indramayu tidak menemukan luka-luka pada tubuh korban. 

Diperkirakan, korban telah meninggal lebih dari 8 jam sebelum ditemukan, dengan kondisi tubuh yang sudah mengalami lebam mayat. 

Pihak keluarga korban, setelah diberitahu, menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi.

BACA JUGA:Harmoni Pesisir Merubah Hutan Desa Jadi Kawasan Hijau Menuju Wisata Terintegrasi Cemara Kulon

Sementara itu, Durih (40), seorang saksi sekaligus warga setempat, mengungkapkan bahwa korban dikenal sebagai pribadi yang pendiam, dan jarang berinteraksi dengan orang lain. 

Kategori :