Gerakan ini lahir dari keprihatinan atas kondisi lahan pertanian di Indramayu, yang menurutnya, 95 persen telah tergolong lahan kritis akibat ketergantungan pada pupuk kimia selama lebih dari 30 tahun.
“Mikroorganisme tanah sudah banyak yang hilang, unsur hara mikro tidak lagi tersedia. Ini menyebabkan lahan tidak produktif secara berkelanjutan,” jelasnya.
Solusi yang ditawarkan GO PALUKI adalah transisi bertahap menuju pertanian organik yang ramah lingkungan, di mana penggunaan pupuk kimia dikurangi secara bertahap dengan didampingi pupuk organik.
Gagasan ini dikendalikan oleh mentor Drs. H. Sugeng Heriyanto, MSi, Kepala DKPP Indramayu, dan didesain sejalan dengan program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim dan Syaefudin, yang mendorong pengembangan industri pupuk dan pertanian organik.
Gerakan ini juga mendukung program nasional Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan, serta berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau untuk mengurangi pemanasan global.
“Pertanian organik itu adalah investasi jangka panjang. Lahan tetap subur, produktif, dan bisa diwariskan ke anak-cucu,” pungkas Imam Mahdi.