“Kita tak ingin hanya menjadi simbol. Gerakan buruh harus hadir langsung di tengah-tengah buruh. Konsolidasi tak cukup hanya lewat rapat atau deklarasi. Kita harus mendengar langsung keluhan dari bawah dan memperjuangkannya,” jelasnya.
Selain buruh lokal, DPC K-Sarbumusi Indramayu juga memberikan perhatian serius terhadap nasib pekerja migran asal Indramayu, yang kerap menjadi korban kekerasan dan penipuan di luar negeri.
“Ini potret nyata dari kemiskinan struktural yang belum terpecahkan. Kita akan kawal dari hulu ke hilir,” ujar Anas.
Ia menegaskan bahwa K-Sarbumusi tidak akan menjadi alat kekuasaan, maupun sekadar pelengkap dalam seremoni pemerintahan.
“Advokasi buruh bukan panggung politik atau tempat selfie pejabat. Ini kerja berat yang butuh idealisme dan kerelawanan tinggi. Kami siap berkhidmat,” tandasnya.