Sementara itu, aturan lain yang mewajibkan setiap klub memainkan pemain U-23 selama minimal 45 menit sempat menjadi harapan.
Namun, Vanenburg menilai bahwa seharusnya menit bermain diberikan karena kemampuan, bukan karena aturan formalitas semata.
Menurutnya, kualitas pemain seharusnya menjadi penentu utama, bukan karena dipaksakan regulasi.
Di tengah polemik ini, pernyataan Vanenburg mencerminkan kekhawatiran yang lebih besar: bagaimana nasib regenerasi pemain Indonesia jika panggung utama justru dikuasai pemain asing?
Super League memang berpotensi meningkatkan daya saing liga, tapi bisa jadi akan berdampak buruk pada masa depan tim nasional jika pemain muda (lokal) tak diberi kesempatan.