RADARINDRAMAYU.ID – Untuk meningkatkan literasi digital dan menangkal penyebaran hoaks di media sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tular Nalar Mafindo bekerja sama dengan Migrant CARE Indramayu, menggelar kegiatan edukatif yang menyasar kelompok ibu-ibu purna Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Desa Lohbener, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, dan diikuti oleh 50 purna PMI dari berbagai daerah di Kabupaten Indramayu.
Pemerintah Desa Lohbener menyambut positif dan mendukung penuh dalam terlaksananya kegiatan ini, terbukti dari segala fasilitas yang dipersiapkan oleh mereka.
Tular Nalar Mafindo, sebuah LSM yang berbasis di Yogyakarta dan dikenal aktif dalam mengembangkan nalar kritis masyarakat, menjadi pelaksana utama pelatihan ini.
Kegiatan ini difokuskan pada pembekalan keterampilan peserta dalam mengenali dan memverifikasi informasi, terutama yang berkaitan dengan peluang kerja di luar negeri yang kerap disebarkan melalui media sosial.
“Tular Nalar ini diinisiasi oleh Mafindo bersama Lovefrankie dan Ma’arif Institute sejak 2020. Kami fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, terutama dalam menghadapi derasnya arus informasi digital,” ujar Ayik, Project Officer Tular Nalar Mafindo, saat ditemui di lokasi, Selasa, 17 Juni 2025.
Menurutnya, kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, penghayat kepercayaan, komunitas transpuan, serta buruh migran dan keluarganya, menjadi sasaran utama Tular Nalar Mafindo.
Mereka dinilai lebih rentan menjadi korban penipuan, hoaks, dan bahkan jerat judi online yang marak di dunia digital.
BACA JUGA:Simulasi Utang KUR BCA 100 Juta, Dapatkan Skema Pinjaman Tanpa Agunan Serta Tenor Panjang
“Banyak dari mereka yang kurang mendapatkan akses literasi digital. Padahal, posisi mereka yang berjauhan dari keluarga, atau keterbatasan pengetahuan digital, bisa membuat mereka menjadi korban eksploitasi, termasuk kasus-kasus seperti penipuan online atau bahkan perdagangan manusia,” tambahnya.
Pelatihan dilakukan secara kelompok kecil untuk menghindari kejenuhan, dengan membagi peserta menjadi lima kelompok.
Ayik mengatakan, metode ini juga memungkinkan pendekatan yang lebih interaktif dan personal antara fasilitator dan peserta.
Tular Nalar berharap kegiatan seperti ini dapat terus menjangkau lebih banyak komunitas rentan, agar mereka lebih siap dan cerdas dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital.
BACA JUGA:Jordi Amat Resmi Dilepas Johor Darul Ta'zim (JDT), Ini 3 Klub Liga 1 yang Siap Tampung!