13 Negara Di Asia Bebas Dari Jeratan Korupsi! Kenapa Indonesia Dan Negara-Negara Ini Masih Terjerat?

Selasa 06-05-2025,16:47 WIB
Reporter : Hafshah Sheehan
Editor : Hafshah Sheehan
13 Negara Di Asia Bebas Dari Jeratan Korupsi! Kenapa Indonesia Dan Negara-Negara Ini Masih Terjerat?

RADARINDRAMAYU.ID - Korupsi tetap menjadi salah satu tantangan terbesar yang menghambat kesejahteraan dan pembangunan negara-negara di Asia, dengan dampak langsung terhadap kualitas hidup masyarakat, efektivitas kebijakan sosial, hingga pertumbuhan ekonomi. 

Berdasarkan Corruption Perceptions Index (CPI) 2024 yang dirilis Transparency International, hanya 13 negara di kawasan Asia yang berhasil meraih skor IPK (Indeks Persepsi Korupsi) minimal 50, menandakan tingkat korupsi yang relatif rendah dan tata kelola pemerintahan yang lebih baik. 

Singapura menempati posisi teratas sebagai negara paling bersih dari korupsi di Asia sekaligus peringkat ketiga dunia, dengan skor 84, mengungguli negara-negara maju lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong, serta menjadi model global dalam membangun integritas sektor publik dan sistem penegakan hukum yang efektif. 

Sebaliknya, negara-negara seperti Suriah, Yaman, dan Korea Utara menempati posisi terendah dengan skor IPK di bawah 20, akibat konflik berkepanjangan, instabilitas politik, dan minimnya transparansi serta akuntabilitas, yang menyebabkan korupsi merajalela dan memperparah penderitaan rakyat. 

BACA JUGA:Berapa Angsuran Dan Tenor Pinjaman KUR BRI 2025 Dengan Plafon Rp100 Juta?

Indonesia sendiri masih berada dalam kategori negara yang ‘struggling’ melawan korupsi, dengan skor IPK 34 pada 2023, dipengaruhi oleh lemahnya akuntabilitas, penegakan hukum yang belum optimal, serta budaya patronase yang masih kuat di berbagai lini pemerintahan dan sektor publik.

Penghambat Kesejahteraan dan Tantangan Pembangunan Asia

Korupsi di Asia bukan sekadar isu moral, melainkan problem struktural yang berdampak luas pada kesejahteraan negara dan rakyat. 

Negara dengan tingkat korupsi tinggi cenderung gagal menyediakan layanan publik yang memadai, memperburuk kemiskinan, dan memperlebar kesenjangan sosial. 

BACA JUGA:Tanpa Ribet Pakai DANA Paylater, Bisa Pinjam Saldo DANA Lewat Fitur Khusus Ini, Rp2 Juta Langsung Cair

Studi di Asia Selatan menegaskan, korupsi terbukti menurunkan pertumbuhan ekonomi dan memperlambat peningkatan kesejahteraan, bahkan setelah memperhitungkan faktor populasi dan pembangunan sosial. 

Di negara-negara seperti Suriah, Yaman, dan Korea Utara, korupsi diperparah oleh konflik, instabilitas politik, dan lemahnya institusi, sehingga rakyat semakin sulit keluar dari lingkaran kemiskinan dan kekerasan.

Sebaliknya, negara-negara dengan skor IPK tinggi seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan mampu menunjukkan bahwa tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan berbanding lurus dengan kemajuan ekonomi, pelayanan publik yang efisien, dan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap institusi negara.

Singapura, misalnya, secara konsisten berada di jajaran tiga besar dunia dalam hal integritas sektor publik, berkat sistem hukum yang tegas, pengawasan ketat, serta budaya anti-suap yang tertanam kuat di birokrasi.

BACA JUGA:Cair Otomatis Rp300.000 ke DANA! Game Baru 2025 Ini Bikin Cuan Tanpa Undang Teman

Namun, sebagian besar negara Asia masih tertinggal dalam upaya pemberantasan korupsi. 

Kategori :