
Jika para pejabat mengalami sendiri kondisi transportasi umum, mereka akan lebih memahami permasalahan yang ada dan dapat mengambil kebijakan yang lebih tepat untuk memperbaikinya.
Apakah Akan Berlanjut?
Meskipun langkah ini mendapat apresiasi, publik masih mempertanyakan apakah penggunaan transportasi umum oleh pejabat akan menjadi kebiasaan atau hanya sekadar momen sesaat.
Selama ini, tidak sedikit pejabat yang pernah melakukan hal serupa, tetapi kemudian kembali menggunakan kendaraan dinas seperti biasa.
Jika penggunaan transportasi umum hanya dilakukan sesekali, tentu dampaknya tidak akan signifikan.
Untuk menciptakan perubahan yang nyata, langkah ini sebaiknya diikuti dengan kebijakan konkret, seperti pengurangan fasilitas kendaraan dinas bagi pejabat atau insentif bagi mereka yang memilih menggunakan transportasi publik.
Dengan demikian, penggunaan transportasi umum oleh pejabat tidak hanya menjadi ajang pencitraan, tetapi juga menjadi budaya baru dalam birokrasi pemerintahan.