Tak hanya itu, Risha juga mengkritik keputusan wasit asal Uzbekistan yang memimpin pertandingan terkait insiden lain di babak kedua.
Dalam momen tersebut, pemain belakang Indonesia, Justin Hubner, terlihat menendang kepala Mohammed Al-Qahtani, pemain Arab Saudi, dengan bagian bawah sepatunya.
Meski wasit sempat meninjau insiden itu melalui VAR, keputusan yang diambil hanyalah memberikan kartu kuning kepada Hubner.
“Keputusan memberikan kartu kuning jelas merupakan kesalahan. Tendangan yang mengenai kepala Al-Qahtani sangat berbahaya dan seharusnya dihukum dengan kartu merah langsung,” tegasnya.
BACA JUGA:Naturalisasi Ole Romeny Rampung Bulan Maret, Bisakah Mauro Zijlstra Menyusul Romeny?
Kritik Risha terhadap pengawasan pertandingan ini menambah panas perdebatan pasca-laga.
Menurutnya, kesalahan-kesalahan tersebut tidak hanya memengaruhi hasil akhir pertandingan, tetapi juga menunjukkan adanya kekurangan dalam penerapan teknologi VAR yang bertujuan membantu keadilan di lapangan.
Di sisi lain, kubu Indonesia dan para pendukungnya merayakan kemenangan ini sebagai bukti kerja keras tim.
Marselino Ferdinan dipuji atas performanya yang cemerlang, sementara pelatih Timnas Indonesia menyatakan kebanggaannya atas kemajuan tim.
Namun, bayang-bayang kontroversi tetap mengiringi kemenangan ini, terutama dari sudut pandang lawan.
Pertandingan tersebut kembali mengingatkan betapa pentingnya keadilan dan transparansi dalam pengambilan keputusan wasit, terutama di era modern yang telah dilengkapi dengan teknologi seperti VAR.
Perdebatan ini mungkin akan terus berlanjut, tetapi bagi Indonesia, kemenangan tersebut adalah tonggak penting dalam perjalanan mereka di panggung internasional.
Hingga kini, baik pihak Arab Saudi maupun FIFA belum memberikan pernyataan resmi terkait klaim tersebut.