Tapi kondisinya beda sekarang dengan kehadiran pemain naturalisasi. Seharusnya ada strategi yang lebih baik dan bisa mengimbangi Jepang.
"Kalau tanpa naturalisasi parkir bus, okelah. Ini kan sudah seabrek. Di starting line up 9 yang main. Masih juga kebobolan. Babak kedua, STY mencoba lebih berani terbuka. Kalau kalah mah orang awam juga sudah tau kalah lawan Jepang. Cuma masa iya begitu mainnya," beber dia.
Dari sisi taktik, Bung Towel sedikit mengulas mengenai banyaknya kesalahan sendiri yang dilakukan di area pertahanan.
BACA JUGA:Kevin Diks Cedera! Timnas Indonesia Dikritik Oleh Media Denmark Sampai Sebut Debut Horor
Menurut dia, ada 16 kali kehilangan bola di area pertahanan sendiri. Salah satunya yang menjadi gol ketiga.
"Statistiknya kayak begitu. Terus siapa yang bertanggung jawab?" tanya dia.
Eks pemain Timnas Indonesia, Firman Utina mengatakan, pertandingan lawan Jepang memang membuat sangat terpukul. Akhirnya publik jadi bertanya-tanya mengenai skuad yang ada sekarang.
"Kalau saya lihat pertandingan ada 5 aspek. Pertama teknik. Kita masih bisa mengimbangi, karena pemain kita rata-rata dari Eropa.
BACA JUGA:Kevin Diks Masih Cedera! Manajer Timnas Indonesia Putuskan Pulangkan Kevin ke Copenhagen Denmark
Kedua, basic. Pasti kita juga sangat baik. Ketiga, masalah fisik. Kita tahu Shin Tae-yong sangat peduli dengan fisik pemain. Otomatis sudah sangat siap," tuturnya.
Keempat dan kelima, sambund gia, ada taktik dan mentalitas. Saya menyoroti kedua masalah ini.
"Menghadapi Jepang, style of play seperti apa sih. Itu terbukti, ada 2 atau 3 peluang. Kira-kira plan b apa lagi? Saya Indonesia kebobolan 2 gol, kita bicara mentality. Setelah itu drop," tandasnya.
Di sisi lain, Pengamat Sepakbola, Ronny Pangemanan mengaku tidak setuju dengan analisa tersebut.
BACA JUGA:Manajer Timnas Buka Suara Soal Eliano Reijnders yang Jarang Dimainkan STY, Oh Ternyata..