RADARINDRAMAYU.ID - Persib Bandung tengah menjadi sorotan setelah pelatih klub mereka, Bojan Hodak, melontarkan kritik keras terkait jadwal padat yang dihadapi timnya di Liga 1 Indonesia dan kompetisi Asia.
Bojan Hodak mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi fisik para pemainnya yang harus menjalani serangkaian pertandingan dalam waktu singkat.
Kondisi ini dirasa menyulitkan timnya untuk tampil optimal, terlebih dengan tambahan jadwal di kompetisi Asia, AFC Champions League Two (ACL 2).
Bojan Hodak menyatakan bahwa ia telah meminta PT Liga Indonesia Baru, selaku operator Liga 1, untuk mempertimbangkan penundaan pertandingan tandang melawan Bali United.
BACA JUGA:Ritsu Doan Mengaku Tak Gentar dengan Suporter Indonesia, 'Saya Lebih Suka Main di Kandang Lawan'
Menurut Hodak, tambahan waktu tersebut akan memungkinkan Persib untuk fokus pada pertandingan penting melawan Port FC di ajang ACL 2.
"Orang-orang berpikir ini (jadwal Persib) mudah, tapi ini bukan Playstation. Jika PSSI mau membantu kami, kami akan berusaha lolos ke babak berikutnya (ACL 2)," ujar Bojan Hodak.
"Namun jika mereka tidak mengubah jadwal, kami tidak bisa berjuang maksimal, jadwal ini akan membunuh pemain," lanjutnya.
Jadwal padat yang dihadapi Persib Bandung memang cukup ekstrem. Di bulan Desember saja, tim ini dijadwalkan bermain delapan kali dalam kurun waktu sekitar 32 hari, sebuah kondisi yang menurut Bojan Hodak hampir mustahil dijalani tanpa mengorbankan kebugaran pemain.
BACA JUGA:Tingkah Random Maarten Paes Belajar Nyanyi 'Abang Tukang Bakso' Diajari Sandy Walsh
Bojan Hodak menekankan bahwa pemain bukanlah mesin, dan menyayangkan sikap pihak liga yang kurang mempertimbangkan dampak fisik bagi para atlet.
Bojan Hodak kemudian membandingkan situasi ini dengan liga-liga di Eropa, khususnya klub-klub besar seperti Manchester City.
Menurutnya, klub-klub besar Eropa memiliki tiga skuad berbeda untuk mengatasi jadwal padat, sementara Persib Bandung hanya memiliki 15-16 pemain yang siap diturunkan.
Selain itu, klub Eropa juga memiliki fasilitas lebih mumpuni seperti jet pribadi dan kemampuan untuk mengatur jadwal pertandingan. "Sedangkan kami bepergian memakai pesawat komersial bertaraf rendah," ujarnya.