RADARINDRAMAYU.ID — Kejadian penghadangan terhadap calon Bupati Indramayu, Nina Agustina, saat hendak kampanye di Desa Tegal Taman, Kecamatan Sukra, beberapa waktu lalu, telah menuai reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat.
Insiden ini dianggap sebagai tindakan yang mencederai demokrasi dan etika berkampanye.
Fence F Kilis, Ketua GM FKPPI PC 1017 Indramayu, menyatakan keprihatinannya atas peristiwa tersebut.
Dalam pernyataannya, ia menekankan tiga poin penting. Pertama, pentingnya etika dalam berkampanye, di mana setiap calon diharapkan menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi dan menghormati sesama pesaing.
Kedua, ia menyerukan untuk menerapkan politik yang santun, di mana perbedaan pendapat tidak dijadikan alasan untuk melakukan tindakan anarkis.
BACA JUGA:KH Syaerozi Bilal Sesalkan Penghadangan Cabup Nina: Jaga Kondusifitas Daerah dan Jangan Terprovokasi
Ketiga, Kilis menekankan pentingnya menjaga demokrasi agar tidak ternodai oleh tindakan yang merusak.
Kilis juga mengajak seluruh masyarakat Indramayu untuk berperan aktif dalam menjaga ketentraman selama proses pemilihan.
"Mari kita kawal Pilkada Indramayu aman dan damai. Buat Ibu Nina, tetap semangat lanjutkan Indramayu Bermartabat. Buat masyarakat Indramayu, tolong jangan terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," ungkapnya, kepada Radar Indramayu pada Minggu, 3 November 2024.
Tindakan penghadangan ini diduga terdapat upaya untuk memecah belah masyarakat, yang selama ini hidup dalam suasana aman dan damai.
Kilis berharap agar kejadian serupa tidak terulang, dan ia mengajak semua pihak untuk menjaga suasana kondusif menjelang pemilihan kepala daerah pada 27 November yang akan datang.
BACA JUGA:Naturalisasi Jairo Riedewald Tertunda Lagi? PSSI Jawab Kabar Naturalisasi Jairo Riedewald
Dengan harapan bahwa pemilihan umum dapat berlangsung dengan baik, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan saling menghormati, demi terwujudnya Indramayu yang lebih baik dan berbudaya demokrasi.