Situasi ini membuat banyak klub di Vietnam berani mengeluarkan anggaran besar untuk mendatangkan pemain berkualitas, baik dari dalam maupun luar negeri.
Namun, di sisi lain, perbedaan struktur gaji ini juga menggambarkan kondisi pasar sepak bola di tiap negara Asia Tenggara yang berbeda-beda.
Liga 1 Indonesia, misalnya, masih menghadapi tantangan finansial yang menghambat beberapa klub untuk memberikan gaji yang setara dengan liga lainnya.
Meski demikian, liga Indonesia tetap menjadi tempat bagi para pemain lokal untuk berkembang dan bersaing di level Asia Tenggara.
BACA JUGA:Dulu Cuekin Shin Tae-yong, Kini Jordy Wehrmann Siap Dinaturalisasi dan Bela Timnas Indonesia
Menanggapi pemberitaan ini, para pengamat sepak bola berpendapat bahwa perbedaan gaji antar liga di Asia Tenggara menjadi isu yang menarik untuk dicermati.
Meskipun gaji di liga Vietnam terlihat lebih tinggi, kualitas kompetisi, daya tarik suporter, dan pengalaman bermain di liga Indonesia juga menjadi hal yang tidak kalah penting bagi pemain.
Pada akhirnya, meskipun para pemain Indonesia seperti Rizky Ridho mendapatkan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan pemain-pemain di liga Vietnam, para pemain tetap menunjukkan komitmen besar terhadap tim dan negara.
Banyak penggemar yang berharap bahwa ke depannya liga Indonesia bisa lebih kompetitif dalam hal finansial, sehingga mampu memberikan penghargaan yang setimpal bagi para pemain yang berkontribusi di lapangan.
BACA JUGA:PSSI Pastikan Shin Tae-yong Latih Timnas U-23 untuk Piala AFF 2024, Bebaskan Pilih Pemain