RADARINDRAMAYU.ID - Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Bahrain yang akan digelar pada 10 Oktober mendatang di Bahrain National Stadium diharapkan menjadi momen penting bagi Timnas Garuda.
Setelah mengimbangi dua raksasa Asia, Arab Saudi dan Australia, hasil imbang 1-1 melawan Australia di Stadion Gelora Bung Karno telah memberikan suntikan moral bagi tim Indonesia.
Namun, laga melawan Bahrain ini menghadirkan tantangan yang lebih besar, tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga dari faktor eksternal yang melibatkan suporter tuan rumah.
Bahrain, yang baru saja mengalami kekalahan memalukan 0-5 dari Jepang, akan bermain di bawah tekanan besar. Mereka diperkirakan akan berupaya keras untuk menebus kekalahan itu dan memanfaatkan keuntungan bermain di kandang.
Namun, situasi ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait taktik tidak sportif yang mungkin mereka terapkan, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Tim Garuda harus bersiap menghadapi taktik licik yang telah menjadi ciri khas suporter Bahrain. Pada laga sebelumnya melawan Jepang, pendukung Bahrain diketahui menggunakan laser untuk mengganggu pemain lawan dan mencemooh lagu kebangsaan tim tamu, sebuah perilaku yang dapat mengganggu konsentrasi pemain di lapangan.
Insiden ini menjadi sinyal waspada bagi Indonesia, karena jika Jepang, yang notabene salah satu tim terkuat di Asia, bisa menjadi korban taktik tersebut, maka ancaman serupa sangat mungkin terjadi terhadap Indonesia.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir Peringatkan timnas Indonesia untuk berhati-hati melawan Bahrain dan memberikan peringatan keras kepada Timnas Indonesia untuk selalu waspada. Menurutnya, persiapan mental adalah kunci menghadapi situasi sulit seperti ini.
Erick menekankan bahwa para pemain harus mampu mengatasi provokasi dari suporter Bahrain, yang akan berusaha mempersulit langkah Indonesia dengan berbagai cara.
Dalam sebuah wawancara, Erick dengan tegas menyatakan, “Semua negara ingin mempersulit tim tamunya. Kita harus siap menghadapi semua tantangan, termasuk permainan di luar lapangan. Jangan sampai kita lengah.”
Erick juga menyoroti pentingnya memanfaatkan setiap peluang yang ada, tanpa terpengaruh oleh tekanan mental yang mungkin timbul akibat aksi suporter tuan rumah.
Meski Bahrain mengalami kekalahan di laga sebelumnya, bermain di hadapan pendukung sendiri memberi mereka motivasi tambahan untuk bangkit.
Erick mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh meremehkan kemampuan Bahrain, apalagi dengan tekanan besar yang akan diberikan oleh atmosfer stadion.
Pertandingan antara Indonesia dengan bahrain ini tidak hanya soal adu teknik di lapangan, tetapi juga perang mental melawan semua bentuk gangguan dari luar lapangan.
Kemenangan di Bahrain akan menjadi langkah penting menuju kesuksesan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, namun hal itu hanya bisa diraih jika tim mampu fokus dan tidak terpengaruh oleh provokasi lawan.