CIREBON, RADARINDRAMAYU.ID - Bentrok antara demonstran dengan petugas tidak terhindar lagi. Massa dari pendukung salah satu calon bupati yang tidak menerima kekalahan terus merangsek masuk, mendobrak barikade polisi.
Bahkan, aksi massa tersebut semakin tak terkendali. Massa mulai menendang dan melempari barikade polisi dengan sejumlah benda.
Untuk mendorong mundur massa, pihak kepolisian menyemprotkan water cannon hingga membuat mereka terdesak dan mundur.
Namun, massa juga semakin beringas dan mulai membakar ban bekas, membuat suasana semakin chaos. Petugas dari Brimob Polda Jabar langsung menembakkan gas air mata ke arah massa.
BACA JUGA:Jadi Lumbung Pangan Nasional, Bupati Nina Kembali Raih Penghargaan di Bidang Pertanian
Akibat kerusuhan tersebut, dua orang demonstran mengalami luka. Petugas kemudian menyelamatkan korban yang terkapar di aspal dan memadamkan api pada ban bekas.
Demonstran semakin liar dengan membakar toko Rina dan menjarah. Dalam Situasi itu, anggota Brimob Polda Jabar dengan menggunakan senjata lengkap langsung mengamankan lokasi kejadian, dan menangkap provokator yang membakar toko.
Setelah situasi aman terkendali, petugas armada Pemadam Kebakaran pun datang memadamkan api di toko Rina. Kemudian situasi kembali reda seperti semula.
Semua aksi demostran tersebut hanyalah simulasi pengamanan Pilkada 2024 yang digelar Polresta Cirebon, di halaman parkir Stadion Watubelah, Sumber, Rabu (7/8/2014).
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni mengatakan, kegiatan ini merupakan simulasi Sispamkota dalam rangka penanganan kontijensi dan aksi massa, berkaitan dengan Operasi Mantap Praja Lodaya 2024.
"Simulasi ini, kita bersama dengan Forkopimda dan dinas terkait, seluruh elemen lainnya, agar siap untuk melaksanakan pengamanan Pilkada Serentak. Khususnya di Kabupaten Cirebon," papar Kombes Pol Sumarni.
Ia mengatakan, dalam pengamanan Pilkada tahun 2024, pihaknya menyiapkan 970 personel dari jajaran Polresta Cirebon. Jumlah tersebut masih akan ditambah dari personel TNI, Satpol PP, Dishub, Dinkes dan lainnya. Sehingga, jumlah total personel yang diterjunkan mencapai 1.300 personel.
"Potensi kerawanan sudah kami petakan. Tapi dengan kegiatan pendahuluan, seperti cooling system dan lainnya. Kami berharap kerawanan tidak akan menjadi gangguan nyata," ungkapnya.