RADARINDRAMAYU.ID - Musibah kecelakaan dan kebakaran bus di Jembatan Sewo, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, membuat 67 penumpang tewas dan hanya 3 anak selamat.
Para korban adalah rombongan transmigran dari Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang hendak menuju Sumatera Selatan, dalam program transmigrasi dari pemerintah.
Mereka termasuk para pioner transmigrasi di tahun 1974. Di tengah perjalanan itu, bus dalam kondisi normal.
Namun petaka datang ketika hendak meninggalkan wilayah Kabupaten Indramayu menuju Kabupaten Subang.
BACA JUGA:Cerita Iis Lailiyah Pakai Nama Iis Dahlia yang Justru Membawa Keberuntungan
Tiba-tiba bus kecelakaan di Jembatan Sungai Sewo. Hangus terbakar. Hampir seluruh penumpang tewas terpanggang. Bahkan, mereka pun dimakamkan di dekat lokasi kejadian.
Untuk mengenang peristiwa kelam ini, didirikan sebuah tugu dengan nama Monumen Pioner Transmigrasi.
Lokasinya ada di depan pemakaman setempat dengan ciri khas tugu berwarna hijau dan terdapat nisan bertuliskan 67 nama korban.
Kecelakaan transportasi darat yang terjadi pada 11 Maret 1974 itu, tercatat sebagai salah satu insiden dengan jumlah korban penumpang terbanyak.
Ternyata pada kejadian tersebut ada 3 orang yang selamat. Semuanya anak-anak.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kementerian PDTT), 3 korban selamat tersebut kemudian dijadikan pegawai negeri sipil.
Mereka adalah Djaelani, Suyanto dan Sangidu. Ketiganya diangkat dan ditempatkan di Departemen Transmigrasi dan PPH, Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah (Kanwil Jateng).
Sayangnya, tidak ada diinformasikan lebih lanjut mengenai ketiga anak tersebut. Diperkirakan usia mereka kini antara 50-60 tahun atau menjelang masa pensiun sebagai abdi negara.
BACA JUGA:Momen Kang Dedi Mulyadi Sawer di Jembatan Sewo, Singgung Soal Tolak Bala