KANDANGHAUR, RADARINDRAMAYU.ID – Jatuhnya korban jiwa, tak membuat petani kapok. Beberapa diantara mereka masih nekad menggunakan jebakan tikus berlistrik di areal persawahan.
Bukannya tak sadar bahaya. Namun, serangan hama tikus yang kian menjadi-jadi, membuat mereka memilih untuk menanggung resikonya.
Petani asal Kecamatan Kandanghaur, Anwar mengakui, masih ada beberapa petani yang memakai jebakan setrum aliran listrik untuk mengendalikan hama tikus.
“Masih ada yang pakai. Tapi hanya beberapa petani yang sawahnya diserang hama tikus paling parah,” kata dia kepada Radar, kemarin.
Sejatinya, lanjut dia, petani memahami bahwa memasang jebakan tikus beraliran listrik sangat berbahaya. Tetapi, cara ini dianggap paling mempan untuk membasmi hama tikus yang beberapa minggu terakhir terus menyerang padi mereka.
BACA JUGA:Miro Petric Optimis Persib Akan Bangkit, Ini Alasannya
BACA JUGA:Membludak, Ribuan Pencaker Serbu Job Fair SMK Muhammadiyah Kandanghaur 2023
Apalagi pemakaian obat, racun maupun gropyokan kurang efektif mengatasi hama tikus. “Semacam racun makanan tikus tidak efektif. Tikus tidak mau makan racun itu. Masih efektif jebakan pakai listrik,” ujar dia.
Agar tidak membahayakan jiwa, petani memasang jebakan listrik bertegangan tinggi dengan sangat hati-hati. Kabel yang terpasang memutari sawah dilengkapi dengan penanda bahaya, agar tidak terkena orang yang lewat.
“Waktu penggunaanya juga hanya malam hari, saat diperkirakan terjadi serangan hama tikus. Biasanya mulai selepas magrib sama menjelang subuh. Setelah itu atau pagi sampai sore hari, jebakan setrum listrik dilepas,” terangnya.
Petani lainnya, Yono membenarkan. Penggunaan jebakan setrum listrik menjadi solusi petani ditengah gempuran hama tikus. Imbauan dari pihak berwenang tidak dihiraukan.
BACA JUGA:Meriahkan Hari Kemerdekaan RI, APFI Tebar 1000 Bendera Merah Putih
BACA JUGA:Parpol Pengusung Diminta Segera Daftarkan Calon Wakil Bupati Pengganti Lucky Hakim
Sebabnya, tidak ada solusi yang ditawarkan pihak terkait untuk membasmi hama tikus yang terjadi sampai saat ini. “Tentu saja petani akan dengan senang hati mematuhi imbauan jika ada cara lebih efektif untuk membasmi tikus,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, dua orang petani tewas mengenaskan diduga kesetrum jebakan tikus berlistrik di areal persawahan Blok Pengarengan Desa Cilandak, Kecamatan Anjatan.
Kedua korban jebakan tikus berlistrik tersebut adalah Wal (72) warga Desa Anjatan Utara, Kecamatan Anjatan dan Tar (55) warga Desa Cilandak, Kecamatan Anjatan.
Mengantisipasi kejadian serupa berulang, Forkompimcam Anjatan mengingatkan petani untuk tidak menggunakan jebakan tikus berliran listrik. Lantaran berbahaya.
BACA JUGA:Siap-siap Ada Lima Pelatihan Online Dibuka Pusdiklat Kemenag, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Tips Menyimpan Daun Kemangi Supaya Tidak Mudah Menghitam, Ikuti Caranya
Penggunaan kawat terbuka yang dipasang di sekeliling sawah kemudian dialiri listrik untuk menjebak hewan pengerat itu bisa menjadi blunder.
Sebab, sudah ada korban yang meregang nyawa akibat terkena jebakan beraliran listrik tersebut.
“Kami sudah akan terus mensosialisasikan dan memberikan penjelasan langsung kepada para petani terkait imbauan sekaligus larangan agar tak pakai jebakan tikus beraliran listrik,” kata Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar melalui Kapolsek Anjatan Heriyanto SH kepada Radar, belum lama ini.
Bersama jajaran Forkompimcam, imbauan ini akan segera ditindaklanjuti dengan sosialisasi dan kegiatan gropyokan hama tikus ke desa-desa.
“Petani sebenarnya sudah menyadari bahwa jebakan tikus menggunakan setrum ini bisa membahayakan keselamatan manusia. Namun demikian kita bersama Forkompimcam dan dibantu kelompok tani akan terus memberikan edukasi dan sosialisasi termasuk melakukan aksi gropyokan. Sehingga diharapkan tidak ada jatuh korban lagi,” tandas Kapolsek Heriyanto. (kho)
BACA JUGA:Wow Sangat Jitu! Ternyata Daun Kemangi Bisa Atasi Kesuburan Pria, Penasaran Ya ?
BACA JUGA:Sudah Pernah Konsumsi Susu Ikan? Ternyata di Indonesia Baru Diproduksi di Indramayu