CIREBON, RADARINDRAMAYU.ID -Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama istrinya Siti Atikoh melakukan tradisi nyadran sebelum puasa Ramadan dengan ziarah ke sejumlah makam Wali Songo.
Rangkaian nyadran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke makam Wali Songo ini dimulai sejak Jumat lalu (17/3/2023) saat Ganjar ziarah ke sejumlah sunan di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Perjalanan nyadran tersebut diakhiri Ganjar dengan berziarah ke makam Sunan Gunung Jati yang ada di Kabupaten Cirebon, Selasa (21/3/2023).
Ganjar Pranowo menempuh perjalanan darat dari Jakarta ke Cirebon. Gubernur yang digadang-gadang sebagai calon Presiden RI pada Pemilu 2024 mendatang ini tiba di kompleks Makam Sunan Gunung Jati sekitar pukul 15.30 WIB.
BACA JUGA:Kemenag Gelar Rukyatul Hilal Ramadan 1444 H di 124 Lokasi
BACA JUGA:Asyik...Besok Libur dan 23 Maret 2023 Cuti Bersama Hari Raya Nyepi
Kedatangan Ganjar disambut oleh Putra Mahkota Kesultanan Kanoman Pangeran Raja Muhammad Qodirudin, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran dan sejumlah tokoh di Cirebon.
Usai menunaikan Salat Ashar, Ganjar langsung ziarah dipimpin pengasuh Ponpes Balerante KH Muhammad Faqih dan langsung naik menuju makam Kanjeng Sunan Gunung Jati.
"Alhamdulillah ziarah di Sunan Gunung Jati ini rangkaian terakhir saya melakukan nyadran. Saya bersama istri melakukan ziarah ini menjelang bulan suci Ramadan,"ucap Ganjar ditemui radarcirebon usai berziarah, Selasa (22/3/2023).
Menurut Ganjar Pranowo, kegiatan ziarah ke makam para Walisongo merupakan pembelajaran penting untuk anak-anak sejak dini mengenalkan para tokoh Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Indonesia.
BACA JUGA:Program Jaket Tekan Angka Putus Sekolah, PKBM Luhur Pekerti Berikan Solusi
BACA JUGA:Menyambut Arus Mudik 2023, Bridgestone Indonesia Masif Lakukan Ekspansi Layanan di Jawa Barat
"Perjuangan para wali tidak semudah membalikan telapak tangan. Oleh sebab itu, harus didoakan dan meminta berkah untuk membangun Bangsa Indonesia,"ucapnya.
Dirinya mengaku kagum dengan sosok Sunan Gunung Jati yang merupakan Walisongo bergelar Sultan.
"Sunan Gunung Jati ini mengajarkan banyak hal kepada kita semua tentang sosial, kemasyarakatan. Bagaimana berbuat baik dengan sesama, beliau (Sunan Gunung Jati) bergelar Sultan, jadi ada urusan di pemerintahan juga. Terbentuknya kesultanan di Cirebon, itu menunjukkan bagaimana tokoh agama pada saat itu tidak hanya berpikir pada soal agama, tapi ternyata juga ada di pemerintahan,"ungkapnya.