INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID - Untuk mengisi kegiatan anak-anak selama waktu libur sekolah, Sanggar Sapujogan Desa Kliwed buka kelas menulis aksara jawa bagi anak-anak yang ada di Desa Kliwed, selain itu mereka juga diajari dan dilatih berbagai kesenian dan tradisi budaya daerah lokal.
Ketua Sanggar Sapujogan Ayi mengatakan dibukanya kelas menulis aksara jawa selama musim libur sekolah bagi anak-anak desa setempat adalah langkah dari sanggar untuk terus melestarikan seni dan budaya Indramayu, termasuk didalam mengenalkan aksara jawa ke masyarakat sekitar berdirinya sanggar.
"Saat inikan anak-anak masih belum mengenal apa itu aksara jawa, kebetulan libur sekolah juga, kami pengurus sanggar melihat selama libur sekolah ini jadi momentum yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang aksara jawa dan menulis secara langsung aksara jawa," ucap Ayi pada Radar Indramayu, Kamis (4/1/2023)
Disampaikan Ayi Sanggar Sapujogan berdiri sejak tahun 2018, secara swadaya terus berupaya menjadi wadah bagi anak anak anak yeng memiliki hobi tentang berkesenian maupun kreatifitas lainya, salah satu kegiatan di saat liburan sekolah, sanggar sapujogan mengisi liburan anak anak dengan belajar menulis aksara jawa.
BACA JUGA:Tahun 2022, Kejari Indramayu Paparkan 4 Kasus Korupsi Terjadi di Indramayu
"Lebih di kenal Ha Na Ca Ra Ka Dha Ta Sa Wa La, sekarang ada 15 anak ya, yang ikut kelas belajar aksara jawa yang dibuka dari jam 14:00- 15:00 Wib," ujarnya.
Kegiatan yang digagas Sanggar Sapujogan menjadi sarana kegiatan anak di Desa Kliwed, Kecamatan Kertasemaya yang positif dan lebih terarah. Sehingga dimasa liburannya mereka tidak hanya bermain atau fokus pada bermain handphone. Namun bisa dibarengi dengan kegiatan yang lebih positif menambah pengetahuannya mengenal bahasa dan aksara jawa.
"Kami berkomitmen untuk menjaga serta melestarikan seni, tradisi, dan adat istiadat peninggalan leluhur, salah satu kegiatan anak anak si saat liburan ini, setiap hari belajar menulis aksara, setelah itu mereka berlatih kesenian, memang awalnya sulit, tapisebetulnya bukan sulit, hanya karena tidak terbiasa saja," tuturnya.
Kegiatan yang dilakukan secara swadaya bersama pengurus yang punya kepedulian yang sama dapat memperkenalkan aksaran jawa kepada anak-anak di desa, dan mereka bisa menulisnya, kata Ayi.
BACA JUGA:KPU Tetap Akan Gunakan Sistem Proporsional Terbuka pada Pemilu 2024