Pasien Serangan Jantung di Indonesia Terjadi Pada Usia Muda, Segini Jumlahnya

Minggu 27-11-2022,10:00 WIB
Reporter : Leni indarti hasyim
Editor : Leni indarti hasyim

RADARINDRAMAYU.ID - Serangan jantung menjadi salah satu penyakit mematikan yang sering sekali terjadi pada tubuh manusia . Bahkan serangan jantung bisa terjadi kapan saja tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu.

Akan tetapi kalian semua tahu   jika pasien penyakit serangan jantung di Indonesia justru banyak terjadi pada usia yang lebih muda dibandingkan rata-rata, mengapa?

Menurut Dokter Spesialis Jantung dr. Siska S Danny mengatakan, pasien serangan jantung di Indonesia kebanyakan diidap oleh manusia yang memiliki usia masih muda.

Dan data tersebut dipublikasikan berdasarkan penelitian yang terjadi pada tahun 2018-2019, dimana pasien serangan jantung di Indonesia dinilai lebih muda, dibandingkan Eropa dan Jepang.

BACA JUGA:Minta Segera Diangkat PPPK, Ratusan Guru Kembali Mengadu di Hari Guru

Menurut dr. Siska bahwa pasien di Indonesia yang mengalami penyakit ini banyak terjadi pada usia 55 hingga 57 tahun.

Maka dari itu sangat disayangkan, sebab jika di Eropa dan Amerika sekitar 60 sampai 65 tahun. Lalu di Jepang lebih tua yaitu 70 tahun.

“Ini jauh lebih muda dibandingkan usia di Amerika atau di Eropa. Di Indonesia antara 55 sampai 60 tahun range usianya kena serangan jantung dan di Jepang lebih tua lagi,” kata dr. Siska S Danny, SpJP(K) seperti dikutip Radarindramayu.id dari laman Okezone.

Ternyata banyaknya pasien serangan jantung usia muda di Indonesia lantaran kebiasaan hidup buruk yang selalu diterapkan sehari-harinya.

BACA JUGA:Belanda Ditahan Ekuador, Inggris vs Amerika Serikat Berbagi Angka  

dr Siska mengatakan jika 90 persen pasien pengidap penyakit ini merupakan perokok. Masalah ini memang tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Untuk itu masyarakat harus mulai menerapkan pola hidup yang benar, seperti gaya hidup yang sehat hingga harus rajin berolahraga.

“Ini relatif tinggi proporsi serangan jantung yang diderita dari usia kurang dari 40 tahun. Faktor risikonya pada usia muda 90 persen adalah perokok,” jelas dr Siska.

BACA JUGA:Desa Kroya Wakili Indramayu untuk Program P2WKSS

“Menghindarinya adalah paling gampang adalah pola hidup sehat, dan jaga berat badan ketiga pola makan serat dan rendah lemak dan tidak merokok,” imbuhnya.

Kategori :