Cetak Atlet Ketapel hingga Pasarkan Kayu Lokal ke Luar Daerah

Selasa 08-11-2022,13:00 WIB
Reporter : Anang Syahroni
Editor : Leni indarti hasyim

Radarindramayu.id, INDRAMAYU - Bermain ketapel bagi anak-anak milenial mungkin hal yang tidak familiar. Namun, bagi generasi kelahiran tahun 90-an pasti pernah memainkan ketapal. Ternyata, di Indramayu juga terdapat komunitas ketapel yang diberi nama Pantura Slingshot Squad Indramayu (PASSIR).

Komunitas yang baru terbentuk di tahun 2019 ini sudah memiliki 100 anggota dari berbagai usia, mulai anak sampai dewasa.

Bahkan, mereka dapat membuat ketapel buatan tangan yang mengangkat kayu lokal Indramayu dan dapat dipasarkan hingga keberbagai daerah.

Anggota Komunitas, Bagus mengatakan, berdirinya PASSIR bermula dari para pehobi ketapel di Kabupaten Indramayu yang berkumpul dan mencetuskan berdirinya komunitas ketapel.

BACA JUGA:Satu Tahun Dr Dr Ir Ady Setiawan Pimpin Perumda Air Minum Tirta Darma Ayu, Program Debas Jadi Solusi

Saat ini, sudah ada organisasi atau komunitas sampai tingkat nasional. Bahkan menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) yang dimainkan di turnamen daerah, nasional, bahkan internasional.

“Kebetulan di Indramayu ada KORMI, dan kita masih dalam naungan KORMI. Dukungan dari Ibu Bupati Indramayu juga sangat besar. Tahun ini, atlet ketapel kita bisa main di Porprov,” ujarnya.

Lebih lanjut, dikatakan Bagus, adanya ajang festival olahraga rekreasi masyarakat menjadi event yang tepat untuk mengenalkan olahraga ketapel pada masyarakat Indramayu.

PASSIR, kata Bagus, selain fokus dalam mengenalkan olahraga ketapel kepada masyarakat, juga mendorong ketapel program ekstrakurikuler (ekskul).

BACA JUGA:Jadwal SIM Keliling Hari Ini Ada di Polsek Kandanghaur

“Di beberapa sekolah dasar di Kabupaten Indramayu sudah ada ekskul ketapel dan sudah mulai berjalan di beberapa kecamatan,” ungkapnya.

Bagus pun memberikan cara bermain ketapel. Atlet diberikan 5 sasaran dan 5 peluru yang setiap sasarannya tersebut memiliki nilai poin tersendiri tergantung ukuran sasarannya tersebut. “Lima sasaran dari yang besar poinnya 2, sampai sasarn paling kecil nilainya 10. Pemain atau atlet hanya diberi kesempatan 5 kali tembakan,” ujarnya.

Sementara dalam mengisi waktu, komunitas anggota PASSIR, selain mengasah kemampuan bermain ketapel juga membuat ketapel dari bahan kayu-kayu lokal khas Indramayu seperti kayu pohon mangga, kayu mangrove, dan kayu siapi.

Hasil kerajinan anggotanya, kata Bagus, bisa dijual hingga keluar daerah dengan harga jual Rp 100 ribu sampai Rp1,5 Juta. “Tergantung kualitas kayu yang digunakan,” tandasnya.

BACA JUGA:Membekali Driver Ojol Menjadi Orang Berjiwa Penolong. Seperti Apa?

Dijelaskan Bagus, PASSIR juga sudah memiliki atlet ketapel yang sudah bermain di liga ketapel baik tingkat daerah dan nasional. “Kita berharap olahraga ketapel ini bisa terus berkembang di Indramayu, semakin familiar di masyarakat. Selanjutnya siapa saja yang masuk komunitas kemahiran bermain ketapel tidak boleh digunakan untuk berburu ataupun kegiatan yang membahayakan,” tukasnya.

Sementara itu, Atlet Ketapel PASSIR, Dhiky (18) mengatakan, sudah bergabung ke komunitas PASSIR dua tahun yang lalu.

Dhiky mengaku, tidak menyangka bisa masuk atlet ketapel dan mengikuti liga katapel pada ajang Porprov 2022 di Kabupaten Sumedang.

Dhiky menjelaskan, dalam bermain ketapel ada beberapa teknik yang bisa dimainkan para atlet dengan jenis ketapel yang berbeda.

“Pertama over the top (OTT) peluru meluncur di atas fork (garpu) pada saat release. Kedua trought the fork (TTF) sistem tembakan peluru meluncur melewati gap pada saat release, dan ketiga pickle fork shooter (PFS) peluru terlempar dari atas garpu yang ukurannya kecil,” bebernya.
Dhiky berharpa, semakin banyak orang yang tertarik ke olahraga ketapel, dan semakin banyak atlet ketapel di Indramayu.

BACA JUGA:PCNU Bangun Klinik Kesehatan dan Launching eNU Mineral

Kategori :