Coba Kabur ke AS, Adik Laki-laki Presiden Sri Lanka Ditahan Imigrasi

Selasa 12-07-2022,18:00 WIB
Editor : Leni indarti hasyim

Radarindramayu,id - Hendak kabur ke AS, Adik laki-laki presiden Sri Lanka yang merupakan mantan Menteri keuangan Basil Rajapaksa dijegat oleh pejabat imigrasi Sri Lanka di bandara saat hendak kabur ke luar negeri pada Selasa(12/7) di Kolombo.

Gotabaya Rajapaksa sendiri telah melarikan diri lebih dulu dari istana dan belum diketahui di mana keberadaannya.

Basil yang mengundurkan diri pada awal April itu diduga hendak terbang ke Washington via Dubai, ia dikabarkan memegang kewarganegaraan Amerika Serikat.

Keputusan mundurnya pada awal april itu dipicu oleh protes besar-besaran akibat krisis ekonomi yang amat parah di Sri Lanka.

BACA JUGA:Heboh Temu Mayat Bayi Dalam Kantong Plastik di Pangenan

Pencegatan ini dilakukan oleh pihak imigrasi karena kemarahan masyarakat yang masih memuncak terhadap seluruh keluarga Rajapaksa.

“Mengingat kerusuhan di Sri Lanka, pejabat imigrasi berada di bawah tekanan luar biasa untuk tidak mengizinkan orang-orang tingkat atas meninggalkan negara itu,” ucap K.A.S Kanugala, ketua Asosiasi tersebut, dikutip dari Reuters.

Lebih lanjut Kanugala mengatakan para anggotanya menolak melayani Basil Rajapaksa di ruang tunggu keberangkatan VIP bandara Kolombo.

BACA JUGA:Jokowi Tegur Mendag Zulhas Bagi-bagi Minyak Goreng Berkedok Kampanye Anaknya di Lampung: Fokus Bekerja!

"Kami mengkhawatirkan keamanan kami. Jadi, hingga masalah ini selesai, pejabat imigrasi yang ada di ruang VIP menolak melayani," ujarnya.

Gambar Basil Rajapaksa yang sedang menunggu di ruangan VIP tersebar di berbagai media lokal dan media sosial itu semakin mengundang kemarahan masyarakat Sri Lanka karena usaha Basil yang akan meninggalkan negara tersebut di tengah kekacauan yang menimpa akibat ulah keluarganya.

Menurut sumber anonim, ia memastikan bahwa Basil masih ada di negara itu.

Keluarga Rajapaksa, termasuk mantan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, telah mendominasi politik negara berpenduduk 22 juta itu selama bertahun-tahun dan sebagian besar warga Sri Lanka menyalahkan mereka atas kesengsaraan mereka saat ini.

Hingga saat ini para pengunjuk rasa masih menetap di kediaman resmi presiden Srilanka sampai dipastikan presiden tersebut mundur dari jabatannya.

Parlemen Sri Lanka dikabarkan akan melakukan pemilihan presiden baru pada 20 Juli mendatang, membuka jalan bagi pemerintahan semua partai.(len/rmol)

BACA JUGA:Layanan Katering Jemaah di Makkah dan Bus Shalawat Mulai 13 Juli 2022

Kategori :