Win Rate 54% dan Bukan Sekadar Hype, Persib Harus Berjuang Keras Pertahankan Bojan
Win Rate 54% dan Bukan Sekadar Hype, Persib Harus Berjuang Keras Pertahankan Bojan-bola.kompas.com-Radar Indramayu
RADARINDRAMAYU.ID – Bojan, sosok yang sempat diremehkan saat kedatangannya di Indonesia, kini perlahan tampil impresif dan mengubah permainan Persib Bandung menjadi lebih solid.
Statistik mencatat, dari 89 pertandingan yang dijalankannya, ia berhasil meraih 48 kemenangan, 29 imbang, dan hanya 12 kali kalah, menghasilkan win rate 54% dan average 1.9 poin per pertandingan.
Angka ini menjadikannya performa terbaik kedua setelah masa kejayaan bersama JDT satu dekade lalu yang mencapai 64%.
Di tengah situasi sepak bola Indonesia yang penuh ketidakpastian, kestabilan performa Bojan menjadi aset berharga yang kini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk tim nasional.
BACA JUGA:Putera Mahkota Johor Bayar Semua! Perang Besar FAM Lawan FIFA Siap Meledak di CAS!
Sehingga masa depan pemain asal Serbia ini menjadi tanda tanya besar bagi Persib dan para Bobotoh.
Perjalanan Bojan yang kini berada di puncak performa bukanlah hasil instan, melainkan buah dari proses rombak strategi dan mental dalam diri pemain.
Stabilitas yang dia bawa ke Persib bukan sekadar angka statistik, tetapi juga memperbaiki atmosfer tim dan meningkatkan mental juara.
Media besar seperti Kompas dan CNN Indonesia pun mulai melirik nama Bojan, menandakan bahwa ia bukan lagi sekadar pemain asing biasa, melainkan ikon yang bisa jadi penentu masa depan klub dan tim nasional sepak bola Indonesia.
BACA JUGA:Tun Mahathir Bongkar Skandal Sepak Bola Malaysia! Jadi Siapa Dalang di Balik Naturalisasi Ilegal?
Namun, di balik pujian dan perhatian itu, tersimpan kekhawatiran besar: kontrak Bojan akan habis di penghujung musim 2025/2026, dan belum ada tanda pasti apakah Persib siap mempertahankan atau harus melepasnya.
Persib Bandung kini menghadapi dilema krusial yang tak bisa dianggap remeh.
Apakah mereka berani memberikan jalur dan dukungan penuh agar Bojan bisa terus menjadi poros kekuatan, atau justru melepas proyek besar yang selama ini telah dibangun bersama pemain tersebut?
Pertanyaan ini semakin pelik ketika dipikirkan konsekuensi kehilangan sosok yang telah memberikan kontribusi konkret.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

