Resmi! Tradisi Nadran Cirebon Menjadi Warisan Budaya Tak Benda, Simak Perjalanan Historisnya.
Nadran Resmi Jadi Warisan Budaya Tak Benda-rri.co.id-Radar Indramayu
RADARINDRAMAYU.ID - Tradisi Nadran di wilayah pesisir Kabupaten Cirebon baru saja menorehkan babak sejarah penting dengan pengakuan resmi sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat.
Ritual tahunan ini, yang dikenal pula sebagai sedekah laut, telah dipraktikkan turun-temurun oleh masyarakat nelayan utara Jawa sebagai bentuk penghormatan kepada laut sekaligus ungkapan syukur atas limpahan hasil tangkapan.
Seluruh rangkaian prosesi, mulai dari arak-arakan semarak, doa bersama khidmat, hingga pelarungan sesajen ke laut mengandung makna spiritual dan sosial yang mendalam, menegaskan harmoni antara manusia dan alam.
Pengakuan terhadap Nadran menambah daftar kekayaan budaya Cirebon setelah kerupuk melarat dan seni Bray mendapat status serupa pada 2023.
BACA JUGA:Makanan Keraton Khas Cirebon! Nasi Bogana: Kuliner Legendaris Yang Wajib Dicoba.
Hal ini menandai komitmen berkelanjutan pemerintah daerah dalam pelestarian warisan lokal.
Sumarno, Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kabupaten Cirebon, menegaskan bahwa langkah ini dimaksudkan bukan hanya untuk mengabadikan tradisi, tetapi juga untuk mendorong generasi muda mencintai warisan budaya daerahnya.
Penetapan Tradisi Nadran sebagai WBTb resmi diumumkan pada Rabu, 16 Juli 2025, seiring upaya Disbudpar Provinsi Jawa Barat memperkuat daftar budaya tak benda di wilayahnya.
Nadran, yang berasal dari kata “nadar” atau janji, berakar pada kepercayaan nelayan untuk memohon keselamatan dan berkah sebelum serta setelah melaut.
BACA JUGA:Bingung Cara Mengajukan KUR BRI? Simak Cara Dan Syarat Mengajukan KUR BRI 2025.
Dalam setiap pelaksanaannya, warga setempat menghadirkan berbagai sesajen, biasanya berupa hasil laut, sayur-sayuran, dan kembang tujuh rupa yang diarak keliling kampung nelayan sebelum akhirnya dituangkan ke laut sebagai simbol pengembalian rezeki.
Lebih dari sekadar ritual sakral, Nadran juga menjadi ajang pengukuhan solidaritas komunitas pesisir.
Saat prosesi berlangsung, warga lintas usia berkumpul untuk saling duduk bersama di tepi pantai, berbagi kisah dan harapan, serta menunaikan doa massal demi keselamatan para nelayan.
Sumarno menekankan bahwa aspek sosial inilah yang membuat Tradisi Nadran begitu signifikan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

