Tim PKM Polindra Bangun Digester Biogas

Tim PKM Polindra Bangun Digester Biogas

INDRAMAYU-Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) berupaya menyikapi keberadaan peternakan sapi yang ada di Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. Tim membangun Digester Biogas, kotoran sapi yang semula menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya akan dapat diolah menjadi gas dan pupuk. Tim diketuai Felix Dionisius ST MT itu beranggotakan Badruzzaman SST MT dan Suliono ST MT. Juga 3 mahasiswa, yakni Muhamad Enzi Maulana, Sandhi Firdaus, dan Carudi. Dalam pelaksanaan kegiatannya tersebut, tim mendapat dukungan dari Direktur Polindra Casiman Sukardi ST MT. Juga bantuan anggaran program dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat pada Kementerian Ristek Dikti. Disampaikan Felix, peternakan sapi di Desa Majasari mengalami perkembangan yang berpotensi mengalami peningkatan jumlah kandang maupun sapi ternaknya. Dapat dipastikan pula, kata Felix, jumlah kotoran sapi akan semakin bertambah kuantitasnya. Sehingga dimungkinkan akan menimbulkan gangguan kebersihan lingkungan maupun polusi udara. Dikhawatirkan pula limbah kotoran sapi dapat mencemari saluran irigasi di desa setempat. “Dari kondisi itu kami membuat rencana untuk membuat pengolahan limbah kotoran sapi melalui program pengabdian kepada masyarakat. Ini arahan dari Direktur Polindra. Karena kami melihat fenomena terjadinya pembuang kotoran sapi sembarangan,” jelasnya, Selasa (1/10). Biogas Digester yang dibuatnya berkapasitas 3,94 meter kubik. Dalam proses pengolahan kotoran sapi tersebut estimasi waktu produksi menjadi gasnya diperkirakan sekitar 3 hari. “Yang dihasilkan gas metana, bisa dimanfaatkan sebagai pengganti gas elpiji. Output digester juga bisa dijadikan pupuk,”  terangnya. Dengan program tersebut, tim memastikan pula penerapannya dapat meminimalisir pembuangan limbah peternakan atau kotoran sapi ke tempat yang akan menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan. “Untuk sementara nanti gas yang dihasilkan baru bisa mengakomodir kebutuhan satu kepala keluarga,” ungkapnya. Ketua Kelompok Tani Tunggal Rasa, Slamet Setiyadi mengakui banyak kotoran sapi yang dibuang sembarangan. Baik di saluran irigasi maupun ditumpuk hingga menimbulkan gangguan kebersihan lingkungan dan polusi udara. “Banyak kotoran sapi yang dibuang begitu saja seperti di selokan atau ditumpuk sampai mengganggu udara di sekitar,” katanya. Sehingga, dengan adanya Digester Biogas tersebut, diharapkannya kebersihan kandang dan lingkungan akan lebih baik. “Hasil pengolahannya juga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat maupun lingkungan,” pungkasnya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: