Harga Padi Tebasan Melonjak

Harga Padi Tebasan Melonjak

INDRAMAYU-Sejumlah desa di wilayah Kecamatan Anjatan memasuki musim panen padi. Petani disana bisa bernapas lega. Sebab, harga padi di tingkat tebasan melonjak. Harga paling tinggi terjadi pada tebasan padi ketan yang sudah mencapai Rp40 juta perbau. Sementara harga tebasan padi beras rata-rata Rp30 juta perbau. “Melonjak hampir dua kali lipatnya dibanding panen musim rendeng,” ucap Kuwu Desa Lempuyang, Taufik Hidayat di sela acara adat mapag sri dan pesta panen padi, Sabtu (5/10). Naiknya harga tebasan, jelasnya, terdongkrak oleh kualitas dan kuantitas panen padi yang dihasilkan. Pada musim panen gadu tahun ini, hampir tidak ada serangan hama maupun OPT yang menganggu produksi gabah sehingga ditaksir dapat mencapai 5-6 ton per bau. Sedangkan padi ketan tembus 6-7 ton perbau. “Hasil panen rata-rata bagus. Harganya juga mahal ditingkat petani,” ucapnya. Salah seorang petani, Tono membenarkan harga gabah maupun padi ketan pada musim panen gadu tahun ini lagi bagus-bagusnya. Ditingkat petani harga Gabah Kering Panen (GKP) mencapai Rp55-56 ribu/kuintal. Sedangkan harga padi ketan Rp70 ribu/kuintal. Seiring dengan itu, bagusnya hasil panen dan harga gabah merangsang tumbuhnya tukang tebas padi. Fenomena maraknya tukang tebas padi, tidak melulu berkesan negatif. Tapi justru, bisa membuat untung para petani. Pasalnya, dengan banyaknya tukang tebas padi, memunculkan persaingan harga di lapangan. Bahkan diantara mereka berani membeli padi lebih mahal, di atas harga rata-rata pembelian gabah oleh pemerintah. “Kondisi ini menguntungkan petani. Karena saat mereka bersaing, harga beli gabah di lapangan bisa naik tajam. Tapi tergantung padinya juga. Kalau kualitasnya bagus, harganya bisa mahal dibeli sama tukang tebas. Tapi rata-rata mereka mau beli gabah dengan harga yang cukup memadai,” tuturnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: