Cuaca Buruk, Hasil Tangkapan Nelayan Turun

Cuaca Buruk, Hasil Tangkapan Nelayan Turun

INDRAMAYU -Cuaca buruk membuat para nelayan enggan untuk melaut mencari ikan. Mereka khawatir dengan tingginya gelombang di tengah musim hujan seperti ini. Imbauan tak melaut pun pun sudah mereka dapatkan. Tingginya gelombang dirasakan oleh salah seorang nelayan asal Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Casmin. Sudah beberapa pekan terakhir ini gelombang dirasa tinggi sehingga dikhawatirkan mengganggu keselamatan. “Tinggi ombaknya dan kencang. Saya tak melaut,” ungkapnya, Minggu (12/1). Saat ini, ia pun memilih untuk menyandarkan perahunya daripada harus berjibaku dengan kencangnya ombak. Dia mengaku, akan kembali melaut jika gelombang dirasa sudah normal. Untuk mengisi waktu luang ia pun membenahi kapalnya agar lebih nyaman lagi saat digunakan untuk melaut nanti. Ia berharap, gelombang bisa segera reda. “Semoga saja sebentar lagi ombaknya reda. Jadi saya bisa lagi melaut cari ikan,” harap Casmin. Sepinya tangkapan juga diungkapkan oleh Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Budi Laksana. Budi mengatakan, nelayan SNI mayoritas tak lagi melaut untuk sementara waktu ini. Penyebabnya tak lain karena gelombang tinggi yang terus menerus terjadi di wilayah laut pantura. Kebanyakan nelayan hanya memakai perahu kurang dari 10 gross ton. Saat ini mereka pun lebih memilih menjalani profesi lain agar kebutuhan hidup sehari-hari bisa terus terpenuhi. Ada yang menjadi buruh tani, bangunan, dan berdagang. “Sangat berisiko bagi nelayan jika dipaksakan,” katanya. Meski demikian, tetap ada saja segelintir nelayan yang memaksakan diri mencari ikan di laut. Hal itu terpaksa mereka lakukan karena terdesak oleh kebutuhan hidup. “Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak bulan November tahun lalu,” katanya. Imbauan waspada akan cuaca buruk juga sudah dikeluarkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Indramayu pada 7 Januari kemarin. Kapal perikanan diminta untuk menunda pelayaran sementara waktu ini. Sebab diperkirakan ada perubahan cuaca yang mengakibatkan gelombang tinggi di Laut Jawa. Ketinggian gelombang pun diperkirakan 1 hingga 2,5 meter. Pelaksana Harian Kepala Kantor UPP Indramayu Akir mengatakan, para pemilik kapal di bawah 10 gross ton baik kapal nelayan maupun wisata perlu memberi perhatian serius terhadap imbauan tersebut. Terutama bagi mereka yang kerap beraktivitas di sekitar Pulau Rakit, Pulau Biawak dan Pulau Cendekian. Dikhawatirkan ukuran kapal yang kecil tak kuat menahan tingginya gelombang. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: