Curah Hujan Masih Rendah, Petani Terancam Gagal Tanam

Curah Hujan Masih Rendah, Petani Terancam Gagal Tanam

INDRAMAYU-Petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu dipastikan terlambat tanam. Ribuan hektare lahan sawah pun hingga kini belum bisa ditanami untuk musim tanam rendeng (penghujan). Hal ini akibat curah hujan yang masih rendah di Kabupaten Indramayu dan minimnya pasokan air irigasi. Kondisi seperti ini diantaranya terjadi di Kecamatan Kandanghaur. Persemaian yang sebelumnya telah disiapkan para petani di daerah tersebut hingga kini belum bisa ditanam karena ketiadaan air. Padahal umur persemaian sudah terlalu tua sehingga akhirnya terancam gagal tanam. Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono mengatakan, meski sudah masuk musim hujan, namun ada sekitar 1.500 hektare sawah di Kecamatan Kandanghaur yang saat ini belum bisa tanam. Menurutnya, selama ini hujan sangat jarang turun di daerahnya. Kalaupun hujan turun, intensitasnya rendah dan waktunya sebentar. “Kondisi ini diperparah dengan ketiadaan pasokan air irigasi,” ungkap Waryono, Selasa (21/1). ghaur merupakan daerah paling ujung dari layanan irigasi Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka, yang airnya bersumber dari Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang. Ketiadaan sumber air itu membuat petani di daerah tersebut tak bisa melakukan upaya apapun. Termasuk ketidakmampuan menyedot air dengan mesin pompa karena sungainya masih minim air.   Waryono menambahkan, para petani di daerahnya sebenarnya sudah menyiapkan persemaian sejak pekan ketiga Desember 2019. Persemaian itupun dibuat dengan sistem semai kering karena ketiadadaan pasokan air. Petani berharap, persemaian tersebut bisa langsung ditanam pada pekan ketiga Januari 2020 saat sudah memasuki musim penghujan.   Dengan demikian, mereka bisa mengejar keterlambatan tanam yang semestinya sudah dilakukan sejak November 2019. Namun, meski musim hujan sudah tiba, ternyata curah hujan masih rendah sehingga petani kesulitan air.   Ketiadaan pasokan air itu membuat persemaian yang telah dibuat hingga kini belum bisa ditanam. Padahal, umur persemaian sebelum ditanam idealnya hanya di kisaran 20 – 25 hari, atau maksimal 30 hari. Jika lebih dari itu, maka umur persemaian akan terlalu tua untuk ditanam sehingga nantinya akan berdampak pada kurangnya hasil panen.   Salah seorang petan, Basri mengatakan, ia sudah menebar benih untuk persemaian sejak Desember 2019 lalu. Saat ini, umur persemaiannya sudah lebih dari sebulan. Sementara awahnya masih ngebul (berdebu) dan tidak ada air.   “Kondisi ini tentu sangat merugikan, karena kami telah mengeluarkan modal yang besar untuk melakukan pengolahan lahan maupun melakukan persemaian,” ujarnya.(oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: