Gabah Langka, Pabrik Penggilingan Padi Berhenti Beroperasi

Gabah Langka, Pabrik Penggilingan Padi Berhenti Beroperasi

INDRAMAYU-Sejumlah pabrik penggilingan padi di wilayah pantura Kabupaten Indramayu stop beroperasi. Semakin langka dan mahalnya harga bahan baku gabah menjadi biang penyebabnya. Di kawasan sentra industri beras wilayah Kecamatan Anjatan misalnya, belasan pabrik disana dilaporkan sudah tidak berproduksi. Hanya tersisa sejumlah pabrik besar, itupun dengan kapasitas produksi sangat terbatas. “Mayoritas tutup, tidak beroperasi. Gabah lagi langka, mahal lagi,” ucap Nung, pengelola pabrik penggilingan padi di Kecamatan Anjatan kepada Radar Indramayu, kemarin (29/1). Dia menyebutkan, sejak awal tahun lalu atau berbarengan dengan datangnya musim penghujan, harga gabah cenderung naik. Saat ini di kisaran Rp6500/kg. Diperkirakan harganya bakal terus melambung menyusul masih lamanya musim panen padi khususnya diwilayah Kabupaten Indramayu. Di sisi lain, harga beras relatif stabil seiring pemerintah melalui Bulog melakukan intervensi dengan berbagai cara. Seperti menggelar operasi pasar murah sampai ikutan jualan beras di pasar-pasar. Dampaknya, para bandar beras dan pengusaha penggilingan padi kelimpungan, sulit melakukan penyesuaian harga produksi dengan penjualan. “Dari hitung-hitungan bisnis, dengan pembelian bahan baku yang sudah mahal ditambah ongkos produksi serta transportasi harga jualnya tidak akan sesuai dengan HET. Jadi kita yang punya penggilingan padi kecil memilih tutup, sampai harganya seimbang,” terangnya. Senada, dituturkan Uton, salah seorang bandar beras. Penggilingan padi selama ini menyerap gabah dari para petani. Harga bahan baku gabah sangat mempengaruhi nilai jual beras. “Sejak ada aturan HET beras, kami sulit menyesuaikan harga jual. Makanya sekarang jarang kirim ke pasar induk beras Cipinang. Untuk menekan biaya operasional, kami jualan diwilayah sendiri saja,” jelasnya. (kho)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: