Dampak Covid-19 Pedagang Pasar Malam Rugi, Jasa Pangkas Rambut Sepi

Dampak Covid-19 Pedagang Pasar Malam Rugi, Jasa Pangkas Rambut Sepi

Merebaknya wabah virus corona atau Covid-19 berdampak terhadap sektor usaha perdagangan maupun jasa. Banyak pelaku usaha yang mengalami kerugian yang signifikan. Bahkan, ada yang sampai gulung tikar. KOMARUDIN KURDI, Indramayu PEDAGANG yang berjualan di pasar malam dan jasa pangkas rambut mengeluh dengan kondisi tersebut. Akibat wabah virus corona, pedagang pasar malam tidak lagi berjualan, karena tidak diperbolehkan membuka daganganya. Adanya imbauan pemerintah kepada masyarakat agar tinggal di rumah (stay at home) untuk sementara waktu, sebagai upaya jaga jarak atau social distancing dalam berinteraksi, menjadi penyebab turunnya pendapatan pada usaha perdagangan dan jasa. Meski demikian, pembatasan interaksi tersebut sebagai upaya pemerintah dalam melakukan percepatan penanganan penyebaran Covid-19. Pengelola Ma’ke Mud Barber Shop Desa/ Kecamatan Sukra, Yoga mengaku, pendapatan dari usaha jasa pangkas rambutnya menurun, akibat dampak corona. Bahkan, hingga mendekati Lebaran yang biasanya ramai orang yang ingin memangkas rambutnya, kini sepi. “Adanya corona, warga pada tinggal di rumah. Hanya beberapa orang saja yang datang ingin memangkas rambutnya. Akibat corona pendapatan menurun 30 persen, dan itu juga dirasakan oleh jasa pangkas rambut lainnya. Karena kami punya komunitas pangkas rambut bernama Komunitas Keluarga Seniman Rambut (KBSR) Indramayu dan Subang,” tutur Yoga. Sementara itu, pedagang pakaian yang membuka usahanya di pasar malam, Eny Rohaeni mengatakan, adanya wabah virus corona, kini usahanya terhenti, karena dilarang berjualan oleh petugas keamanan setempat. Akibatnya, ia kini tidak memiliki pendapatan dan dampaknya pada ekonomi keluarganya.  “Seharusnya kami pedagang kecil diperbolehkan usaha. Apalagi mau mendekati Lebaran, yang mana usaha jualan pakaian lagi laris-larisnya. Mau Lebaran waktu yang sangat berharga sekali. Tapi, kami dilarang berjualan. Kami mohon kepada pemerintah, perbolehkan kami berdagang. Sementara yang toserba malah boleh buka,” ungkap Enih. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: