Penyapu Uang Sedekah Jembatan Sewo saat Pandemi Covid-19

Penyapu Uang Sedekah Jembatan Sewo saat Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 berimbas pula terhadap aktivitas para peminta-minta sedekah di Jembatan Sewo Sukra. Jumlah mereka menyusut drastis. Terimbas landainya lalu lalang kendaraan di jalur pantura sejak virus corona mewabah. KHOLIL IBRAHIM, Sukra SEJAK adanya larangan mudik Lebaran, membuat pendapatan mereka turun. Sehingga, jumlah para pengais rezeki di jembatan itu juga ikut berkurang. “Jumlahnya berkurang sampai 70 persen. Sekarang paling dua puluh, tiga puluh orang. Kalau dulu nyampe ratusan. Pastinya karena pendapatan mereka turun,” kata Nuryani, warga sekitar kepada Radar, Kamis (4/6). Dia membandingkan saat musim arus mudik dan balik Lebaran tahun kemarin. Jumlah para pemburu uang receh membeludak. Bahkan, lantaran area Jembatan Sewo penuh sesak, warga pengalap tawur sampai mengular arah timur ke sepanjang ruas jalan raya pantura Desa Sukra. Kondisi itu kerap menjadi persoalan tersendiri bagi petugas kepolisian. Sebab, keberadaan mereka yang beroperasi siang dan malam sangat mengganggu kelancaran arus lalu lintas, sementara para penyapu uang koin itu tidak mengindahkannya. Selain jumlahnya yang berkurang, mayoritas penyapu koin di Jembatan Sewo kini didominasi oleh orang tua. Anak-anak kecil dan usia muda lebih memilih pensiun dini atau mencari usaha lain. “Karena jumlahnya sedikit, jarak antar penyapu juga sekarang mah agak renggang, sudah menerapkan sosial distancing. Jadi gak terlalu berebutan kalau ada pengendara yang lempar duit,” tuturnya. Warga lainnya, Udin mengatakan, mereka yang masih bertahan di Jembatan Sewo adalah para pengalap berkah yang sudah puluhan tahunan mengais rezeki dari koin-koin yang dilempar pengguna jalan yang melintas. “Istilahnya sudah punya tempat duduk sendiri. Paling kalau malam diganti tempatnya sama yang lain,” ungkapnya. Udin membenarkan. Jumlah pengemis di Jembatan Sewo sejak wabah corona berkurang drastis gegara pendapatan mereka menurun. Padahal, setiap musim mudik mereka bisa meraup rezeki dengan nominal fantastis, paling sedikit mendapat Rp100 ribu sehari. “Gara-gara ada larangan mudik itu, pendapatan mereka sekarang paling banter dua puluh ribu sehari karena sedikitnya kendaraan yang melintas,” tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: