Supali Kasim: Makna Filosofis 'Reang' Masih Belum Pasti
Supali Kasim (kiri) berpose dengan muridnya, seorang sastrawan juga, beberapa waktu lalu. -Foto: Burhannudin. -radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID – Sastrawan Indramayu, Supali Kasim, mengungkapkan bahwa secara filosofis, makna kata reang —sebutan saya, bahasa Indramayu— masih belum jelas dan belum mendapatkan kajian etimologis yang mendalam.
Hal ini berbeda dengan sebutan lain dalam berbagai bahasa daerah di Indonesia, seperti kula (Jawa Krama), abdi (Sunda), ambo (Minang), dan saya (Melayu), yang masing-masing memiliki makna yang merujuk pada posisi seseorang dalam hubungan sosial.
"Kula juga kaula atau kawula yang berarti rakyat, berada dalam posisi di bawah dan menunjukkan sikap rendah hati. Demikian juga dengan abdi, ambo yang berasal dari kata hamba, serta saya atau sahaya, yang dapat diartikan sebagai rakyat kebanyakan," ujar Supali, Kamis 30 Januari 2025.
Sementara itu, kata reang yang biasa digunakan oleh orang Indramayu untuk menyebut dirinya sendiri, belum memiliki kepastian makna dari segi etimologis.
Supali menyebut bahwa tafsir yang berkembang selama ini lebih bersifat interpretasi bebas atau kirata basa (kira-kira nyata), yang belum didukung kajian akademis yang mendalam.
"Salah satu tafsir yang berkembang adalah bahwa reang berasal dari Reh Hyang, di mana reh berarti jalan, petunjuk, atau laku lampah, sementara hyang merujuk pada Sang Pencipta," jelasnya.
BACA JUGA:PSSI Percepat Naturalisasi Ole Romeny untuk Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Namun, Supali menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memastikan asal-usul kata tersebut.
Ia berharap ada kajian linguistik atau filologis yang dapat mengungkap makna sebenarnya dari reang, dalam konteks budaya dan sejarah masyarakat Indramayu.
"Kalaupun ada yang memberi tafsir, kelihatannya hanya tafsir bebas, gotak-gatik-gatuk saja," pungkasnya.
Pernyataan Supali Kasim ini menyoroti pentingnya kajian bahasa dalam memahami budaya lokal.
Sebutan dalam bahasa daerah tidak hanya sekadar bentuk sapaan, tetapi juga mencerminkan struktur sosial dan filosofi hidup masyarakatnya.
BACA JUGA:Kelas! Estella Loupatty, Striker Timnas Indonesia Putri Resmi Gabung Tim Kasta Tertinggi Liga Belgia
Dengan kajian lebih lanjut, diharapkan makna reang bisa lebih dipahami, tidak hanya secara linguistik tetapi juga dalam kaitannya dengan sejarah dan identitas masyarakat Indramayu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: