PSBB Ketat, Pengiriman Beras Dibatasi

PSBB Ketat, Pengiriman Beras Dibatasi

INDRAMAYU – Jakarta mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat sejak Senin (14/9). Kondisi ini membuat para bandar membatasi pengiriman beras ke wilayah ibu kota. Bukan karena dilarang. Tetapi, stok beras di sana masih aman. Di sisi lain, harga beras dari Kabupaten Indramayu kalah bersaing dengan daerah lain. Apalagi melawan harga beras yang didroping dari pemerintah melalui Bulog. Ketimbang tekor, para bandar beras memilih tunggu panggilan. “Paling seminggu sekali kirim. Tergantung panggilan saja,” ucap Uton, bandar beras dari Kecamatan Anjatan, kepada Radar, kemarin. Uton mengakui, harga beras asal Indramayu terbilang mahal. Ini lantaran kualitas serta bahan bakunya yakni gabah juga harganya saat ini tidak lagi murah. Harga gabah kering siap giling di kisaran Rp5.400-5.500/kg. Karena itu harga beras medium di pasaran sekitar Rp11.000-12.000 sekilo. Di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah yakni Rp9.450/kg. “Modalnya Rp10.500 perkilogram. Kalau dijual sesuai HET, kami rugi. Harga gabahnya sudah mahal sekarang,” akunya. Bandar beras lainnya, Yani membenarkan. Untuk saat ini pengiriman beras ke wilayah Jakarta diatur sesuai permintaan. Kondisi ini berbeda dibanding awal pemberlakuan PSBB sekitar bulan April 2020 lalu. Waktu itu, pasokan beras asal Kabupaten Indramayu justru meningkat. Seiring adanya kebijakan bekerja dari rumah atau stay at home di tengah pandemi Corona (Covid-19). Selain karena pemberlakukan PSBB, tingginya permintaan juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan suci Ramadan. Sampai-sampai, sejumlah pabrik penggilingan padi di wilayah pantura Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) kerepotan memenuhi permintaan lantaran terbatasnya tenaga. “Saat itu harga gabah masih terjangkau, dibawah Rp5.000 sekilo. Sekarang harga gabah sudah mahal, kita gak bisa tekan harga beras,” ujarnya. (kho)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: