Aksi Pencegahan Stunting Terintegrasi

Aksi Pencegahan Stunting Terintegrasi

INDRAMAYU-Setelah berhasil menurunkan angka stunting dari 20,5% menjadi 15,7% kinerja tim konvergensi stunting Kabupaten Indramayu dinilai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat. Penilaian dilakukan melalui video conference di ruang Indramayu Command Centre (ICC), Rabu (21/10). Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, dr Deden Bonni Koswara dalam presentasinya menjelaskan, dari 8 aksi pencegahan sunting, Pemkab Indramayu telah melakukan berbagai langkah, termasuk pembentukan kader Pembangunan Manusia (KPM), penerbitan Perbup Nomor 29/2018 tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa, dan Perbup Nomor 13/2019 tentang tata cara penetapan besaran penyaluran dan penggunaan dana desa yang di dalamnya memuat hal-hal yang mengatur tentang kegiatan yang mendukung penurunan stunting. Termasuk, pembetukan KPM dan pemberian insentif bagi KPM. Dari sisi anggaran, lanjut Deden, Pemkab Indramayu telah menggelontorkan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2019 sebesar Rp16 miliar. Untuk penurunan stunting sendiri, pada tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Indramayu mengalokasikan anggaran kegiatan khusus “stunting terintegrasi” sebesar Rp1.428.000.000 dan pada tahun 2020 sebesar Rp1.200.000.000. Deden mengakui dalam pencegahan stunting masih ada beberapa kendala seperti masih ditemuinya kesulitan koordinasi komunikasi karena masa pandemi Covid-19, belum semua KPM dan kuwu punya persepsi yang sama mengenai stunting serta adanya refocusing anggaran. Namun, lanjut Deden, hal itu dapat diatasi dengan memaksimalkan anggaran yang tersedia, meningkatkan koordinasi melalui WhatsApps (WA), peningkatan kapasitas kuwu dan KPM, serta publikasi melalui media massa dan media sosial. Deden optimistis, pencegahan dan penurunan stunting di Indramayu dinilai baik oleh provinsi karena memenuhi semua unsur yang disyaratkan. Serta didukung oleh semua pihak termasuk peran CSR Pertamina RU VI Balongan dan PT Indah Sari. Sementara itu, program Gerakan Menurunkan Stunting (Gemes) di lokus stunting wilayah Puskesmas Pasekan menjadi program inovatif yang akan dinilai oleh tim penilai provinsi. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: