Pengalap Tawur Jembatan Sewo dan Mitos Saidah Saeni hingga Kecelakaan Rombongan Transmigrasi
Pengalap tawur Jembatan Sewo di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu.-Dokumen-radarindramayu.id
BACA JUGA:Jelang Lebaran Idul Fitri, Terjadi Tawuran Antar Pemuda di Desa Sambeng
"Dulu di sini jembatan masih sempit dan jelek. Nah oleh warga, jembatan ini dikenal angker," katanya.
Terutama, kata dia, Sungai Sewo yang mengalir di bawah jembatan. Diyakini punya aroma mistis yang sangat kuat.
Sungai Sewo, kata dia, diyakini dihuni kuntilanak hingga siluman buaya putih yang sering mengganggu.
"Warga melemparkan uang itu supaya selamat dan tidak diganggu mahluk halus. Itu mitosnya begitu, sejak kapan tradisi lempar uang itu, persisnya saya juga tidak tahu," tuturnya.
BACA JUGA:Bupati Nina Gelar Salat Id dan Open House
Karena ada kebiasaan membuang koin, akhirnya ada warga setempat yang memanfaatkan. Bahkan mereka mengais receh untuk kehidupan sehari-hari.
Pada awalnya, koin tersebut dibuang ke sungai. Tapi lama kelamaan, hanya dilemparkan ke aspal jembatan.
Oleh karena itu, warga menggunakan sapu untuk mengambil koin daria jalanan dan setiap musim mudik atau arus balik, banyak yang memanfaatkan untuk mendapatkan uang tambahan.
Biasanya para penyapu koin atau pengalap tawur hanya duduk-duduk di sekitar Jembatan Sewo. Kemudian setelah ada koin dilempar, mereka berebut menyapu dan mengambil uang.
BACA JUGA:Operasi Pekat Malam Lebaran, Polsek Gebang Amankan Berbagai Jenis Miras
Tapi sekarang mereka berdiri di badan jalan dan meminta kepada pengendara untuk melemparkan koin.
Itulah kisah di balik para penyapu koin atau pengalap tawur di Jembatan Sewo yang punya beberapa versi yakni kecelakaan rombongan transmigran hingga mitos kerajaan jin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: