Harga Beras Melambung, Pedagang Limbung

Harga Beras Melambung, Pedagang Limbung

LIMBUNG – Para pedagang kelimpungan menyusul terus melonjaknya harga beras dipenghujung bulan Agustus 2023 ini.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU

BONGAS, RADARINDRAMAYU.ID  – Harga beras makin tak terkendali. Menjelang akhir bulan Agustus 2023 ini, harganya kian meroket.

Kenaikan harga beras beberapa hari ini membuat pedagang dan pembeli limbung.

Betapa tidak. Sebulan terakhir, harga beras sempat stabil meski dinilai masih cukup tinggi. Namun sekarang, meskipun sudah memasuki musim panen gadu, harganya justru melonjak.

Hal itu diakui Asror, pedagang beras di Kecamatan Bongas. Ia menyebutkan, harga beras medium kini menembus Rp13.500 perkilogram. Naik dari sebelumnya Rp12.000 perkilo.

BACA JUGA:Taklukan Lautan Pasir Bromo, Yamaha STSJ Beri Kiat Hadapi Jalur Berpasir

BACA JUGA:Pemkab Indramayu Tutup Akses Proyek Pertamina EP. Ada Apa ? Ternyata Karena Ini

Sedangkan harga beras kualitas premium yakni IR 42 sudah bertengger diharga Rp15 ribu sekilo dari sebelumnya Rp13 ribu perkulogram.

“Bahkan beras menyan yang buat kondangan saja, sekarang harganya sudah Rp11.500 sekilo. Sebelumnya cuma Rp9.500 perkilonya,” sebut dia kepada Radar, Senin (28/8).

Ia mengungkapkan, kenaikan ini dipicu oleh mahalnya harga bahan baku beras yakni gabah. Saat ini saja, harga Gabah Kering Panen (GKG)  mencapai Rp7200-7400 perkilogram.

Harga tersebut mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dunia pertaian padi di Bumi Wiralodra. Sudah melampaui standar Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) ditingkat petani. Yakni sebesar Rp5.000 rupiah per kilogram.

BACA JUGA:9 Siswa Sekolah Juara Wirautama Kembali Torehkan Prestasi Gemilang

BACA JUGA:Keputusan Wasit Sangat Merugikan Timnas Indonesia U-23. Shin Tae Yong Kritik AFF

 “Harga gabah mahal, praktis harga beras menyesuaikan. Kita belanja saja sudah mahal, ya otomatis menjualnya juga tinggi. Gimana gak bikin limbung pedagang kalau harganya terus naik begini, konsumen pasti protes, minimal ngeluh,” keluh dia.

Sekalipun demikian, ungkap dia, sejumlah pabrik penggilingan padi masih berupaya menahan harga beras agar tidak terlampau tinggi. Yakni dengan mengolah gabah hasil pembelian pada musim panen rendeng sebelumnya.

Namun menurutnya, hal itu tak akan bertahan lama. Gabah stok lama habis, harga beras pasti akan mengalami naik.

“Ya tadi, kalau nahan harga terus mereka nantinya tidak bisa belanja gabah lagi. Sementara diprediksi, harga gabah bukannya akan turun, tapi bakal naik,” tuturnya.

BACA JUGA:Timnas Indonesia U-23 Tampil Gemilang, Meski Gagal Raih Piala AFF

BACA JUGA:Call Center 112 Hadir di 114 Kota/Kabupaten

Bandar gabah asal Kecamatan Bongas, Djanur membenarkan. Musim panen gadu tahun lalu, harga GKP tertinggi masih berada di kisaran Rp6.400-7.000 per kg. Sementara sebelumnya atau pada musim panen rendeng, harganya diantara Rp6.200-6.400 perkilo.

Adapun faktor penyebab kenaikan harga gabah, sebut dia, dikarenakan ongkos produksi petani yang juga mengalami kenaikan. Gagal panen dan gagal tanam akibat krisis air dan serangan hama yang membuat produksi padi anjlok.

Termasuk juga karena belum memasuki masa panen raya. Membuat gabah langka.

Disisi lain, para bandar atau pengepul gabah saling bersaing. Hukum pasar berlaku. "Itu kan bandar yang menentukan. Semua bergantung pembeli. Belum lagi nanti bandar dari luar daerah masuk. Harga gabah bisa makin tinggi lagi,” kata dia.

Keadaan ini tentu seperti dua sisi mata uang. Satu sisi memberi keuntungan bagi para petani lantaran dapat mengalokasikan dana lebih besar untuk musim tanam mendatang. Sedangkan disisi lainnya, harga beras pasti akan berpengaruh. Bakal ikutan naik. (kho)

BACA JUGA:Catatkan Sejarah, Maxi Yamaha Day Hadir di Kaltim untuk Pertama Kalinya

BACA JUGA:Prediksi Persib Bandung vs RANS Nusantara Malam Ini, Kembali ke Jalur Kemenangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: