Petani Desak Pupuk Subsidi Ditambah
INDRAMAYU-Petani di Kabupaten Indramayu mendesak pemerintah untuk menambah alokasi pupuk bersubsidi. Pasalnya, tanaman padi yang baru saja mereka tanam terendam banjir.
Informasi yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPPD) Kabupaten Indramayu, seluas 13.677 hektare (ha) areal pertanian terdampak banjir yang tersebar di 22 kecamatan.
Salah satu yang terparah yakni Kecamatan Kandanghaur. Tercatat 2.492 ha sawah terdampak, sekitar 2000 hektarenya terancam tanam ulang. Atau gagal tanam, lantaran bibit padi yang baru disemai mengalami kerusakan, bahkan hanyut terbawa air.
Ketua KTNA Kandanghaur, Waryono Batak menyebut, ancaman tanam ulang menimpa areal persawahan di 7 desa. Yaitu Desa Karanganyar, Wirapanjunan, Parean Girang, Ilir, Bulak, Pranti, dan Curug. Sedangkan gagal tanam di Desa Soge, Kertawinangun dan Eretan Kulon.
Akibat banjir, lanjut Waryono, petani menderita kerugian sangat besar. Jika dirata-ratakan perhektare sawah sebesar Rp5 juta, maka total untuk 2000 hektare mencapai Rp10 miliar. “Baru mulai tanam saja, petani kami sudah merugi,” tuturnya.
Jika harus tanam ulang, lanjutnya, dibutuhkan biaya cukup besar untuk biaya pembelian benih, semai dan pemupukan pertama. Belum lagi kesulitan petani untuk membeli bibit semai yang sudah jadi. Demi mengejar target waktu panen.
“Kalau sampai tanam ulang, biaya petani membengkak dua kali lipat. Sementara harga gabah panen musim rendeng biasanya rendah. Jangankan untung, balik modal saja untung. Petani kami bangkrut, terutama yang lahannya dari sewa,” terangnya.
Karena itu Waryono mendesak pemerintah memberian bantuan kepada para petani terdampak banjir. Diantaranya bibit dan penambahan alokasi pupuk subsidi.
Hal itu sudah diingatkannya jauh-jauh hari. Agar pemerintah bisa menyediakan alokasi pupuk subsidi untuk kondisi kegawatdaruratan, yakni ancaman gagal panen akibat bencana alam.
“Sekarang ini mayoritas petani sudah mendapatkan pupuk subdisi. Dan itu tidak bisa otomatis dapat lagi ketika ingin tanam ulang karena kondisi bencana. Sebab tidak ada alokasi khusus pupuk subsidi untuk kondisi darurat bencana alam,” ujarnya. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: