Cuaca Ekstrem Nelayan Pantura Pindah Wilayah Tangkap

Cuaca Ekstrem Nelayan Pantura Pindah Wilayah Tangkap

PINDAH LOKASI – Selama musim baratan, nelayan tradisional di pesisir pantura Kecamatan Patrol memilih pindah wilayah tangkap ikan ke luar daerah.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID  – Ratusan nelayan tradisional di Desa Bugel dan Sukahaji, Kecamatan Patrol ramai-ramai pindah wilayah penangkapan ikan.

Mereka bergeser ke sejumlah titik lokasi tangkap ikan lain diluar daerah. Seperti perairan Banten dan Teluk Jakarta.

Eksodus ini dilakukan demi kemudahan mencari nafkah menyusul cuaca ekstrem musim baratan yang masih terus berlangsung diwilayah perairan Bumi Wiralodra.

Ketua TPI Sukahaji, H Thamrin menyebut, sedikitnya sebanyak 200 nelayan yang berpindah lokasi. Sebanyak 70 perahu juga dibawa serta ke area penangkapan yang baru.

BACA JUGA:Akhirnya Maryam PMI Asal Krasak Muncul Lewat Medsos Setelah Tujuh Tahun Menghilang Tanpa Kabar

Sementara nelayan yang tidak memiliki perahu, memilih berangkat menggunakan angkutan umum.

Selain wilayah penangkapan, mereka juga untuk sementara berpindah tempat tinggal. Ada yang membawa anak dan istri. Untuk menghemat biaya operasional.

“Sekitar 50 persenan perahu yang dibawa kesana. Nelayan yang tidak punya perahu, rombongan naik bus atau travel. Ada yang bawa keluarga juga,” kata dia, Senin (9/1).

Sepengetahuannya, migrasi nelayan mulai terjadi sejak awal Desember 2022 lalu. Mereka berangkat secara bertahap. Puncaknya, sehari setelah libur awal tahun baru. Usai mendapat kabar, hasil tangkapan ikan disana jauh lebih melimpah ketimbang diwilayah perairan sendiri. Ancaman gelombang tinggi juga tidak terlalu membahayakan.

BACA JUGA:Tidak Ada Anggaran, Sekretariat PPK Numpang di Kantor Kecamatan

“Produktivitas tangkapan nelayan meningkat setelah berpindah wilayah tangkap. Seminggu ada yang ngantongi Rp10 juta. Bikin nelayan disini ngiler, jadi pada ikutan berangkat kesana. Daripada disini banyakan nganggur. Apalagi disana mereka bisa kerja apa saja yang penting bisa dapat duit,” ungkap dia.

Thamrin memperkirakan, para nelayan tersebut akan bertahan hingga dua-tiga bulan di lokasi yang baru itu atau hingga musim timuran tiba antara bulan Februar-Maret 2023.

Mereka akan kembali pulang kampung bersamaan dengan kondisi cuaca perairan di pesisir pantura Indramayu mulai bersahabat. “Bulan puasa, lebaran pada balik lagi,” ujarnya.

Selama itu pula, praktis produksi ikan di TPI Sukahaji menurun drastis. Nelayan yang masih tersisa tak berani melaut lantaran gelombang tinggi masih mengancam. Dapat membahayakan perahu dan rusaknya alat tangkap.

BACA JUGA:Masa Tunggu Haji Lama, Minat Umroh Meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: