Harga Kedelai Meroket, Pengrajin Tempe Menjerit
Pengrajin tempe berharap harga kedelai menurun.--
INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID - Kenaikan harga kedelai berdampak terhadap turunnya produksi tempe pada pengrajin. Hal itu disebabkan permintaan pasar, yakni dari pedagang tempe menurun.
Asep, pengrajin tempe di wilayah Patrol, Kabupaten Indramayu, mengatakan, harga kedelai terus mengalami kenaikan. Saat ini harga kedelai mencapai Rp. 1,5 juta perkuintalnya. Tingginya harga sangat dirasakan dampaknya.
" Dari harga Rp. 800 ribu perkuintal, kini sampai mencapai Rp. 1,5 juta. Kenaikan harga kedelai terus berlanjut, terlebih adanya kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak)," ujarnya, kepada Radar Indramayu, Selasa (22/12).
Dengan naiknya harga kedelai, lanjut dia, pengrajin tempe terpaksa menaikan harga penjualan. Asep mengatakan, tempe yang diproduksinya dari biasanya Rp.8.000 perbalok dijual Rp.9.000.
BACA JUGA:Manfaat Jinten untuk Kesehatan Tubuh yang Perlu Diketahui
" Terpaksa kitapun menaikan harga, karena rugi kalau tidak dinaikan. Itupun sangat tipis sekali. Kita ini bertahan walaupun kewalahan merasakan kondisi seperti ini. Daripada berhenti produksi, terus keluarga kita tidak makan," ungkapnya.
Nur, pengrajin tempe lainnya mengatakan, akibat turunnya permintaan, dirinya mengurangi produksi tempe hingga 40 persen. Para pedagang langgananya mengurangi permintaan, dikarenakan turunya para pembeli.
" Selain menyuplai ke pedagang, sayapun menjual langsung ke konsumen. Ya memang sepi, karena pembelinya menurun. Saya maupun pengrajin tempe lainnya berharap harga kedelai turun,"kata Nur.
BACA JUGA:Obat Alami untuk Mengatasi Gusi Hitam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: