Stiker Keluarga Miskin Diharapkan Kurangi Penyimpangan Bansos

Stiker Keluarga Miskin Diharapkan Kurangi Penyimpangan Bansos

Pemasangan stiker Keluarga Miskin dilakukandi rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Indramayu-istimewa-

                                                                                                          

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID Penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah kepada keluarga penerima manfaat (KPM), masih sering dikeluhkan masyarakat. Pasalnya kerap ditemukan adanya salah sasaran.

 

Ada orang yang benar-benar miskin namun tidak mendapatkan bansos. Sementara ada orang yang dinilai mampu justru masih mendapatkan bansos.

 

Untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam penyaluran bansos, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Indramayu melakukan pemasangan stiker “Keluarga Miskin” di rumah KPM.

 

Sebanyak 7.777 rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Bantuan Sosial (Bansos) di Kabupaten Indramayu telah ditempeli stiker, dari target sasaran sebanyak 250.825.

BACA JUGA:3000 Pelajar di Kecamatan Anjatan Sudah Terima KIA

Stiker yang dipasang terdiri dari stiker Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan atau (PBI). 

 

Kepala Dinsos Kabupaten Indramayu, Hj Sri Wulaningsih mengatakan, pemasangan stiker keluarga miskin penerima bansos dilakukan berdasarkan  Surat Bupati Indramayu No. 460/3620/Dinsos tanggal 1 Desember 2022 Perihal Labelisasi Rumah Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Sosial.

 

Menurutnya, tujuan pelabelan sebagai bentuk transparansi sekaligus menjawab pertanyaan di masyarakat, terkait masih banyak penerima bantuan yang tidak tepat sasaran.

 

Meski demikian dalam pelaksanaan labelisasi stiker terhadap rumah KPM penerima bansos PKH, BPNT dan PBI di lapangan mendapatkan respon yang positif dan negatif dari masyarakat selama proses  berlangsung.

 

Dengan ditempel stiker di rumah penerima bansos, akan diperoleh data kondisi riil kelayakan penerima bansos,  sehingga mendorong  ketepatan sasaran penerima manfaat bansos. Orang yang mampu dan rumahnya bagus ditempeli stiker ‘Keluarga Miskin’ seharusnya akan malu,”  ungkapnya.

 

 

Selain untuk transparansi, pemasangan juga sebagai perbaikan kualitas Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sebagaimana Peraturan Menteri Sosial (Permensos) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pengelolaan DTKS, pada Pasal 3 ayat (2) huruf a bahwa salah satu kriteria DTKS adalah Kemiskinan.

 

Disamping itu, upaya yang dilakukan untuk melaksanakan verifikasi ketidaklayakan penerima bansos sesuai dengan Keputusan Menteri Sosial (Kepmensos) Nomor 150 Tahun 2022 tentang Tata Cara Proses Usulan Data serta Verifikasi dan Validasi.

 

“Selanjutnya dilaksanakan secara masal melalui media penempelan stiker pada rumah KPM. Tujuannya yaitu agar dapat memetakan masyarakat yang sesuai kriteria fakir miskin berdasarkan Kepmensos 146/huk/2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu untuk ketepatan sasaran penerima bansos,” jelasnya.

 

Ditambahkan, selama perjalanan Pengelolaan DTKS di Kabupaten Indramayu dalam kurun waktu 11 bulan terakhir pada tahun 2022, verifikasi ketidaklayakan atau graduasi masih belum seimbang yaitu baru 9.094 KPM jika dibandingkan dengan usulan data terbaru 12.326 KPM.

 

Disisi lain, kuota bansos dari Pemerintah terbatas sehingga perlu dipetakan masyarakat yang benar-benar sesuai kriteria penerima bantuan, sehingga mendorong upaya pengentasan kemiskinan.

 

Selain itu, pelabelan stiker Keluarga Miskin Penerima Bansos dalam rangka  menyikapi beberapa temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang disampaikan Inspektorat Jenderal Kemensos, bahwa terdapat KPM di Kabupaten Indramayu yang tidak sesuai kriteria penerima bansos.

 

“Temuan itu seperti penerima bansos dari ASN/TNI/Polri, KPM yang terdaftar di AHU (memiliki perusahaan), KPM yang sudah meninggal dunia, KPM dibawah umur, KPM dengan data usia tidak valid, KPM dengan alamat tidak ditemukan serta KPM yang sudah tidak memiliki komponen yang dipersyaratkan bansos,”.

 

Harapannya,  melalui pelabelan stiker Keluarga Miskin Penerima PKH, BPNT dan PBI, mendorong KPM yang tidak sesuai kriteria kemiskinan secara mandiri mengundurkan diri dari kepesertaan bansos atau graduasi.(oet)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: