Ir H Iman Taufik Dikenal Dermawan dan Mau Terjun Langsung ke Bawah
WAFAT: Iman Taufik pengusaha asal Cirebon berpulang pada Minggu pagi (20/11)--
Radarindramayu.id, CIREBON - April tahun ini tepat menginjak usia 80 tahun. Ir H Iman Taufik berpulang, Minggu pagi (20/11). Pengusaha kenamaan asal Cirebon itu tercatat pernah berkiprah di mancanegara. Lewat berbagai usaha yang dibidangi.
Iman tutup usia di kediamannya, Rempoa Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Tokoh di Cirebon, Drs H Hasanudin Manap MM mengenal almarhum sebagai sosok pengusaha asal Cirebon yang sukses. Dikenal dermawan dan perhatian terhadap teman-temannya.
“Dan perhatian kepada karyawannya, karena beliau pengusaha yang santun dan mau terjun langsung ke bawah,” tutur eks sekretaris daerah Kota Cirebon itu kepada Radar Cirebon kemarin.
Manap pernah beberapakali bertatap muka dengan Iman. Waktu ia masih menjadi pejabat di lingkungan Pemkot Cirebon. Serta dipertemukan dalam beberapa kegiatan.
Manap menilai talenta pengusaha asal Cirebon tak bisa dipandang sebalah mata. Selain Iman, banyak lagi pengusaha di kota/kabupaten Cirebon yang sukses. “Ada generasi muda di bawahnya, seperti Pak Eddy Danu, Pak Soenoto, Pak Syafei Muhsin, Pak Nedri Efendi dan banyak lagi. Apalagi di Kabupaten Cirebon (lebih banyak pengusaha sukses, red)," ungkapnya.
BACA JUGA:Pembacokan di Losari Cirebon, Masih Dalam Penyelidikan Polisi
Iman Taufik lahir di Cirebon, 24 April 1942. Semasa hidup telah berkiprah di beragam bidang usaha. Baik dalam lingkup nasional dan internasional lewat beberapa perusahaan yang pernah digawangi.
Pria 80 tahun itu dikenal sebagai pemilik sejumlah usaha seperti The Radiant di Gronggong, Kabupaten Cirebon, Yayasan Prima Ardian Tana atau Politeknik Pariwisata Prima Internasional hingga Hotel Prima.
Di luar itu, Ir H Iman Taufik pernah meniti karir di Caltex Pasific Indonesia, Independent Indonesian American Petroleum Co (IIAPCO) hingga RJ Brown & Associates Singapura sebagai Direktur Teknik.
Lulusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut juga pernah menjadi komisaris di PT Tripatra. Lantas mendirikan usaha sendiri yakni PT Gunanusa Utama.
Iman memulai usaha dengan mendirikan PT Gunanusa Utama Fabricator. Mulanya, beliau bercita-cita menjadi perwira angkatan laut. Namun di waktu itu terkendala kesehatan mata. Lalu menuntaskan kuliah di teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tamat di ITB, tokoh insinyur Indonesia itu mulai menjajaki karir di PT Caltex Pacific Indonesia. Sebagai kepala mekanikal engineer atau manajer proyek pada banyak sumur kilang dan jaringan pemipaan.
BACA JUGA:Kang Emil Meresmikan Gedung Gerbang Desa
Tahun 1971, ayah tiga anak itu menjabat Chief Offshore Engineer di IIAPCO. Tak lama, sekitar setahun. Di IIAPCO, ia menangani beberapa pengilangan lepas pantai. Di tahun 1972, Iman menduduki posisi Direktur Teknik di RJ Brown & Associates, Singapura.
Pada 1973 lahirlah PT Tripatra sebagai perusahaan konsultan dan kontraktor pada proyek-proyek migas. Sekitar 10 tahun ia sukses bersama Triparta. Peluang bisnis Iman terus berkembang. Ia menangkap peluang pada sektor pabrikator yang hanya sedikit saja pemainnya.
Tahun 1983, Iman meninggalkan jabatan Direktur Operasi di Tripatra, namun tetap sebagai komisaris. Kemudian dia mulai membangun sebuah perusahaan pabrikator: PT Gunanusa Utama. Hingga menjadi besar. Saat masa pensiunnya, Iman banyak melakukan aktivitas seminar di kampus-kampus. Serta aktif sebagai Ketua Yayasan Universitas Tujuh Belas Agustus “45 Cirebon, selain berolah raga menyelam yang sangat ia gandrungi.
Salah satu kisah legendaris Ir Iman Taufik adalah pembangunan pembangkit listrik di New York. Menariknya, seluruh peralatan dilakukan fabrikasi di Cilegon, Banten. Lantas dikirim ke New York. Berkat segala prestasi itu, sejak tahun 1980 PT Gunanusa telah berhasil membangun 24 modules, 35 platforms dan 24 jackets dan sebagian besar untuk di-ekspor ke mancanegara.
BACA JUGA:Cast Film Keramat 2: Caruban Larang Sapa Cirebon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: