Permintaan Beras Tumbuk Melonjak

Permintaan Beras Tumbuk Melonjak

ilustrasi beras--

Radarindramayu.id, BONGAS-Musim panen hampir berakhir. Harga beras terkerek naik. Kenaikan dipicu seiring melonjaknya permintaan. Dari dalam maupun luar daerah.

Pedagang beras di Kecamatan Bongas, Subakir mengatakan, permintaan paling signifikan terjadi pada beras tumbuk. Seiring kembali maraknya musim pesta hajatan.

Harga beras yang biasanya diperuntukan warga untuk kondangan inipun terkerek naik. Dari semula paling tinggi Rp8500 per kilogram, kini menjadi Rp9000 sekilo.

“Permintaan beras tumbuk naik hampir dua kali lipatnya. Harganya juga naik sekitar Rp9000 per kilogram. Sebelumnya paling tinggi Rp8500 per kilogram,” ungkap Subakir, Senin (31/10).

BACA JUGA:Pakai Pakaian Serba Hitam, Ferdy Sambo Peluk Putri Candrawathi di Ruang Sidang

Selain tingginya permintaan, sulitnya mencari beras tumbuk juga ikut mempengaruhi. Pasalnya, beras ini dicari banyak bandar. Untuk dikirim ke pasar-pasar luar daerah.

Kualitasnya yang setara beras medium, beras tumbuk juga banyak dibeli untuk konsumsi sehari-hari. “Walaupun disebut beras nomor tiga, tapi kualitasnya sama dengan beras medium. Tapi harganya lebih murah, banyak yang beli untuk konsumsi,” ungkapnya.

Menurutnya, naiknya harga beras juga disebabkan stok gabah rendeng ditingkat petani mulai menipis. Sementara disisi lain, harga gabah musim panen sadon tahun ini terbilang mahal.

Hal itu dibenarkan Jaya, pedagang beras lainnya. Ia mengungkapkan, pedagang umumnya masih menjual beras medium dari gabah hasil panen musim rendeng lalu. Yang harganya relatif murah demi menekan harga.

BACA JUGA:Pelajari Cara Budi Daya Anggur hingga Bisa Dipanen

Sedangkan untuk gabah hasil panen musim gadu, digiling menjadi beras kualitas premium. Hanya saja, saat ini permintaan pasar untuk beras kualitas premium cenderung menurun.

Jaya menambahkan, di bawah beras tumbuk ada beras menir atau biasa disebut beras patah tiga yang harganya jauh lebih murah. Dikisaran Rp8000/kg.

“Kalau beras pecah tiga ini asalnya dari gabah yang rendeman gabahnya rendah. Beras baru sebenarnya. Tetap laku juga, banyak permintaan dari pasar luar daerah,” jelasnya.

BACA JUGA:Puluhan Mahasiswa UGJ Kunjungi Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: