Tidak Terpengaruh Kenaikan BBM, Harga Sewa Sawah Diperkirakan Stabil
SEWA SAWAH STABIL: Harga sewa sawah di Wilayah Kecamatan Patrol diperkirakan masih sama seperti tahun sebelumnya.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU
Radarcirebon.com, PATROL - Harga sewa lahan pertanian diwilayah Kecamatan Patrol diperkirakan tetap stabil. Sama seperti sebelumnya, harga sewa sawah pada tahun garapan 2022 di kisaran Rp17-20 juta perbau untuk dua kali musim tanam. Tergantung lokasi atau kelasnya.
Petani di Desa Limpas, Kecamatan Patrol, Toto menyebutkan, harga gabah kering panen musim sadon tahun ini masih sama seperti tahun lalu yakni Rp5300-5500 per kilogram. “Sehingga kemungkinan harga sewa sawah masih tetap, sekitar Rp17 sampai Rp20 jutaan,” ujar Toto kepada Radar Indramayu, kemarin.
Menurutnya, nilai harga sewa sawah bergantung harga gabah. Jika harga gabah kering panen tinggi, sewa sawah mengalami kenaikan. Demikian pula sebaliknya.
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BMM) tak terlalu berdampak. “Tinggi rendahnya harga gabah yang bisa menentukan. Kalau kenaikan BBM, tidak berpengaruh besar. Paling di biaya operasionalnya yang tinggi,” katanya.
BACA JUGA:DPC Demokrat Indramayu Gelar Turnamen Bolavoli AHY Cup 2022
Selain harga gabah, produksi hasil panen juga ikut mempengaruhi. Saat produksinya anjlok, sewa sawah ikut terjun bebas. Bahkan bisa dibawah standar. “Pernah pas panen anjlok, gara-gara serangan hama. Sewa sawah turun drastis sekitar Rp15 juta perbau,” ungkapnya.
Hal itu dibenarkan Widi, petani asal Kecamatan Anjatan. Harga sewa sawah fluktuatif. Disesuaikan dengan kesepakatan antara pemilik dan penyewa. Petani bisa menyewa dengan harga lebih rendah jika pemilik lahan lagi terdesak kebutuhan mendadak atau faktor kedekatan.
“Sekarang ini semakin banyakn pemilik sawah yang enggan menggarap lahannya sendiri. Kebanyakan lebih memilih menyewakannya kepada petani penggarap. Lebih untung, terhindar risiko. Pintar-pintar kita aja nawar harga sewa,” ungkapnya.
Dari pengalamannya, petani belum bisa menikmati untung saat musim tanam pertama atau musim rendeng. Karena untuk menutup ongkos produksi dan biaya sewa lahan setahun. ”Petani kemungkinan baru bisa meraih untung pada musim tanam kedua karena telah balik modal pada musim tanam pertama,” tandasnya.
BACA JUGA:Ketua DPRD Tanggapi Tantangan Lucky Hakim dengan Senyuman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: